Medan (Antaranews Sumut) - Mahasiswa diharapkan mampu menjadi contoh bagi masyarakat guna membangkitkan partisipasi politik di tahun ini dan bahwa memang sudah seharusnya mahasiswa untuk ikut andil dalam politik.
"Memang seharusnya mahasiswa itu berpolitik, apalagi mahasiswa FISIP. Bagi saya tidak masalah jikalau mahasiswa itu masuk ke dalam partai dan ikut mencalonkan diri sebagai calon legislatif misalnya jika itu sudah menjadi pilihan dia," kata pengamat Politik UMSU Dr Arifin Saleh Siregar di Medan, Senin.
Ia mengatakan dalam teori politik Gabriel Almond yang merupakan ilmuwan politik asal Amerika Serikat bahwa ada tiga tingkatan pemahaman politik yakni parokial, kaula, dan partisipan.
Parokial itu tingkat yang tidak mau tahu terhadap peristiwa politik dan itu banyak dijumpai di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Sementara tingk kaula adalah mereka yang sudah mulai ingin tahu terhadap politik, mulai mencari arti penting politik.
"Dan yang ketiga partisipan itu adalah tingkat yang memang sudah paham terhadap politik sehingga benar-benar ikut andil dalam setiap peristiwa politik," kata Arifin yang juga Dekan FISIP UMSU itu.
Mahasiswa, lanjut Arifin, diharapkan sudah berada di tingkat partisipan, sehingga mampu memberikan edukasi kepada masyarakat yang masih berada di tingkat parokial dan kaula untuk naik menjadi partisipan.
"Ilmu yang didapat mahasiswa di perguruan tinggi tentu bisa menjadikannya lebih paham akan politik. Kalau peran real nya yang diharapkan tentu ikut berpartisipasi sebagai pemilih di pemilu nanti. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam konteks politik agar dapat mengubah mindset masyarakat terhadap politik yang selama ini dianggap buruk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Memang seharusnya mahasiswa itu berpolitik, apalagi mahasiswa FISIP. Bagi saya tidak masalah jikalau mahasiswa itu masuk ke dalam partai dan ikut mencalonkan diri sebagai calon legislatif misalnya jika itu sudah menjadi pilihan dia," kata pengamat Politik UMSU Dr Arifin Saleh Siregar di Medan, Senin.
Ia mengatakan dalam teori politik Gabriel Almond yang merupakan ilmuwan politik asal Amerika Serikat bahwa ada tiga tingkatan pemahaman politik yakni parokial, kaula, dan partisipan.
Parokial itu tingkat yang tidak mau tahu terhadap peristiwa politik dan itu banyak dijumpai di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Sementara tingk kaula adalah mereka yang sudah mulai ingin tahu terhadap politik, mulai mencari arti penting politik.
"Dan yang ketiga partisipan itu adalah tingkat yang memang sudah paham terhadap politik sehingga benar-benar ikut andil dalam setiap peristiwa politik," kata Arifin yang juga Dekan FISIP UMSU itu.
Mahasiswa, lanjut Arifin, diharapkan sudah berada di tingkat partisipan, sehingga mampu memberikan edukasi kepada masyarakat yang masih berada di tingkat parokial dan kaula untuk naik menjadi partisipan.
"Ilmu yang didapat mahasiswa di perguruan tinggi tentu bisa menjadikannya lebih paham akan politik. Kalau peran real nya yang diharapkan tentu ikut berpartisipasi sebagai pemilih di pemilu nanti. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam konteks politik agar dapat mengubah mindset masyarakat terhadap politik yang selama ini dianggap buruk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019