Medan (Antaranews Sumut) - Beraneka ragam kain ulos karya anak Medan di Galeri Sianipar dan UKM Bersama Kota Medan siap bersaing dengan produk-produk lainnya dari luar terutama pada era Masyarakat Ekonomi Asean.
     
Pendiri Galeri dan UKM Bersama, Robert Sianipar di Medan, Jumat, mengatakan, seluruh hasil ulos karya yang ada di galeri tersebut merupakan buah tangan dari penenun asli Sumatera utara yang sudah memproduksi kain ulos berbagai motif sejak tahun 1995 silam.

Galeri itu menjadi pusat bagi para perajin ulos untuk melestarikan budaya atau karya seni khas suku Batak, sekaligus sebagai tempat  untuk membangkitkan ekonomi kreatif yang ada di Kota Medan.

Juga sudah pernah masuk dalam rekor dunia dan Indonesia sebagai pusat kelompok tenun yang menghasilkan kail ulos terpanjang di dunia.

Selain kain, pakaian dan tas berbahan ulos, geleri itu juga menampilkan ukiran patung dan pernak pernik khas suku Batak dengan berbagai macam bentuk dan ukuran.

Beraneka ragam kain ulos yang merupakan warisan budaya Suku Batak hasil karya anak Medan di galeri Sianipar dan UKM Bersama itu menampilkan bermacam motif seperti sadum, ragi hotang, regidup dan motif lainnya.

Setiap motif memiliki makna dan waktu penggunaan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi atau momentum orang yang memakai ulos.

Di galeri tersebut calon pembeli bisa melihat berbagai macam produk kain ulos, baik yang dijadikan pakaian, tas maupun pernak-pernik lainnya yang khas Suku Batak.

"Penjualan berbagai karya kain ulos ini sudah mencpai hampir seluruh wilayah Indonesia dan juga digemari wisatawan lokal dan mancanegara seperti dari Singapura, Malaysia, Thailnad, Australia dan bahkan sampai ke Eropa. Kita siap bersaing dengan produk kreatif dari negara tetangga karena kualitas bahan yang kita miliki sudah teruji," katanya.

 

Pewarta: Donny Aditra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019