Jakarta (Antaranews Sumut) - Ahli geologi dari ITB, Didiek Djawali mengatakan kajian mitigasi bencana di sekitar lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara sudah sampai ke hal detil termasuk merekam potensi gempa kecil.

Didiek yang juga tenaga ahli PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) menyatakan, Selasa, di Jakarta, secara bertahap ada beberapa kali penelitian yang dilakukan. 

Pada tahun 2012 dilakukan penelitian menggunakan georadar untuk mengetahui kondisi jalur sepanjang 13 kilometer yang akan digunakan untuk terowongan. 

"Kemudian tahun 2014 dilakukan untuk mengetahui gerakan-gerakan atau gempa kecil yang tidak terekam oleh BMKG. Sehingga kita tahu pola kegempaan yang ada di situ, yang gempanya kecil," kata Didiek. 

Didiek memaparkan dua penelitian itu pun belum dipandang cukup karena belum tahu besaran potensi gempa yang akan terjadi. 
Maka itu pada 2016 ditindaklanjuti dengan penelitian Seismic Hazard Analysis dan desain parameter untuk goncangan gempa terhadap bendungan. 

"Jadi itu adalah rangkaian yang dilakukan. Penelitian yang terakhir itu melengkapi penelitian-penelitian terdahulu. Tidak ada rekomendasi yang berbeda, karena jenis penelitiannya berbeda," katanya. 

Hasil penelitian-penelitian tersebut, kata Didiek, jika dirangkum didapat kesimpulan lokasi PLTA Batangtoru berada di tempat yang aman terhadap guncangan gempa.
 

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019