Jakarta (Antaranews Sumut) - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 2007-2009 Antasari Azhar mengatakan ancaman pelemparan bom molotov ke kediaman pimpinan KPK bukan hal baru, tapi sudah ada sejak dulu.

"Itu bukan hal baru. Waktu zaman saya jadi ketua KPK, sudah ada ancaman seperti itu," kata Antasari Azhar usai menghadiri puncak acara HUT ke-46 PDI Perjuangan, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis.

Menurut Antasari, pimpinan KPK yang tugasnya memberantas korupsi, menghadapi risiko tinggi.

Ancaman yang dialamatkan kepada pimpinan KPK, menurut dia, sudah sering terjadi.

"Kalau KPK ingin mengungkap kasus dugaan korupsi sering ada itu," katanya.

Antasari menyarankan kepada pimpinan KPK dalam menyikapi ancaman, agar tidak mudah mengeluarkan pernyataan.

"Ancaman itu akan ada dan mereka akan bergerak duluan dari pada pengungkapan kasus korupsi," katanya.

Mantan Jaksa Agung itu juga menegaskan, bahwa pelaku teror itu akan bergerak lebih cepat dari pada pihak yang diteror.

Terkait besarnya kasus korupsi yang ditangani KPK sehingga menimbulkan ancaman teror, menurut Antasari, sebaiknya menunggu kerja KPK karena nantinya akan ada progres dan perkembangan kasus yang ditangani.

Sebelumnya teror bom molotov dialamatkan di halaman rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta, pada Rabu (9/1) dinihari dan ditemukan benda seperti bom molotov di halaman rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi pada Rabu (9/1) pagi.
 

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019