Medan (Antaranews Sumut) - Acara soft opening vihara bernuansa ornamen Tiongkok di kawasan wisata Taman Simalem Resort (TSR), Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara disaksikan oleh seratus lebih pengunjung, Minggu (23/12).
Peresmian vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Amitabha Buddha ini juga turut dihadiri sejumlah tokoh lintas agama.
Mereka berbaur dalam satu acara keagamaan Buddha sebagai wujud kerukunan antarumat agama yang sudah terjaga sejak lama di daerah wisata Karo.
Acara soft opening vihara ditandai dengan penyantuan anak yatim piatu sebagai bentuk nyata welas asih yang diajarkan oleh Buddha.
Setelah itu dipenghujung acara dilakukan "Fang Sheng" atau pelepasan burung sebagai bentuk apresiasi kecintaan kepada alam semesta yang merupakan jiwa dari Taman Simalem Resort.
Pelepasan burung dilakukan oleh para biksu, tokoh lintas agama serta manajemen Taman Simalem Resort. Diakhir acara, seluruh yang hadir pada soft opening vihara makan siang dengan menu vegetarian.
Jamaludin Nasution, salah seorang pemuka agama Islam yang hadir di acara peresmian vihara mengaku senang bisa hadir bersama tokoh agama lain di acara peresmian vihara.
Jamaludin mengapresiasi manajemen Taman Simalem Resort yang telah menghadirkan sarana tempat ibadah di lokasi wisata.
Menurut Jamaludin, keberadaan tempat ibadah di lokasi wisata sangat penting agar wisatawan dapat menunaikan kewajibannya sebagai hamba Tuhan meski sedang berekreasi.
“Seharusnya semua lokasi wisata menyediakan tempat ibadah, ini penting agar wisatawan dapat beribadah sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan alam semesta ini,” kata Jamaludin.
General Manager Taman Simalem Resort (TSR), Eddy Tanoto menyatakan walaupun awalnya vihara ini direncanakan founder Tamin Sukardi yang beragama Buddha sebagai kompleks Ibadah pribadi, dengan adanya nasehat tokoh tokoh agama vihara ini akhirnya dibuat sebagai sarana publik yang berkunjung ke Taman Simalem resort.
Eddy menyebut saat ini sudah ada tiga fasilitas tempat ibadah yang telah dibangun dengan megah di Taman Simalem Resort. Sebelum vihara diresmikan, mereka lebih dahulu telah meresmikan penggunaan musholla dan chapel.
"Tiga fasilitas tempat ibadah ini kita bangun dalam satu lokasi wisata juga sebagai simbol kerukunan antarumat beragama.
Fasilitas tempat ibadah ini di desain supaya wisatawan yang berkunjung ke Taman Simalem Resort dapat melakukan ibadah agama mereka dengan nyaman,” ungkap Eddy.
Firman, salah seorang arsitek dari Jakarta yang diberi kepercayaan oleh manajemen Taman Simalem Resort untuk mendesain vihara menyatakan bahwa vihara ini merupakan tampilan budaya Tiongkok kuno yang akan menjadi salah satu atraksi untuk wisatawan dari Tiongkok khususnya dan Asia umumnya.
Hampir 20 persen ornamen yang ada di vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi didatangkan langsung dari propinsi Fujian, Tiongkok.
Firman mengatakan hal ini dilakukan untuk memberi kesan bahwa vihara yang ada di Taman Simalem Resort mirip dengan yang ada di Tiongkok.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Peresmian vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Amitabha Buddha ini juga turut dihadiri sejumlah tokoh lintas agama.
Mereka berbaur dalam satu acara keagamaan Buddha sebagai wujud kerukunan antarumat agama yang sudah terjaga sejak lama di daerah wisata Karo.
Acara soft opening vihara ditandai dengan penyantuan anak yatim piatu sebagai bentuk nyata welas asih yang diajarkan oleh Buddha.
Setelah itu dipenghujung acara dilakukan "Fang Sheng" atau pelepasan burung sebagai bentuk apresiasi kecintaan kepada alam semesta yang merupakan jiwa dari Taman Simalem Resort.
Pelepasan burung dilakukan oleh para biksu, tokoh lintas agama serta manajemen Taman Simalem Resort. Diakhir acara, seluruh yang hadir pada soft opening vihara makan siang dengan menu vegetarian.
Jamaludin Nasution, salah seorang pemuka agama Islam yang hadir di acara peresmian vihara mengaku senang bisa hadir bersama tokoh agama lain di acara peresmian vihara.
Jamaludin mengapresiasi manajemen Taman Simalem Resort yang telah menghadirkan sarana tempat ibadah di lokasi wisata.
Menurut Jamaludin, keberadaan tempat ibadah di lokasi wisata sangat penting agar wisatawan dapat menunaikan kewajibannya sebagai hamba Tuhan meski sedang berekreasi.
“Seharusnya semua lokasi wisata menyediakan tempat ibadah, ini penting agar wisatawan dapat beribadah sebagai wujud syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan alam semesta ini,” kata Jamaludin.
General Manager Taman Simalem Resort (TSR), Eddy Tanoto menyatakan walaupun awalnya vihara ini direncanakan founder Tamin Sukardi yang beragama Buddha sebagai kompleks Ibadah pribadi, dengan adanya nasehat tokoh tokoh agama vihara ini akhirnya dibuat sebagai sarana publik yang berkunjung ke Taman Simalem resort.
Eddy menyebut saat ini sudah ada tiga fasilitas tempat ibadah yang telah dibangun dengan megah di Taman Simalem Resort. Sebelum vihara diresmikan, mereka lebih dahulu telah meresmikan penggunaan musholla dan chapel.
"Tiga fasilitas tempat ibadah ini kita bangun dalam satu lokasi wisata juga sebagai simbol kerukunan antarumat beragama.
Fasilitas tempat ibadah ini di desain supaya wisatawan yang berkunjung ke Taman Simalem Resort dapat melakukan ibadah agama mereka dengan nyaman,” ungkap Eddy.
Firman, salah seorang arsitek dari Jakarta yang diberi kepercayaan oleh manajemen Taman Simalem Resort untuk mendesain vihara menyatakan bahwa vihara ini merupakan tampilan budaya Tiongkok kuno yang akan menjadi salah satu atraksi untuk wisatawan dari Tiongkok khususnya dan Asia umumnya.
Hampir 20 persen ornamen yang ada di vihara Suwarnadwipa Tianzhu Chansi didatangkan langsung dari propinsi Fujian, Tiongkok.
Firman mengatakan hal ini dilakukan untuk memberi kesan bahwa vihara yang ada di Taman Simalem Resort mirip dengan yang ada di Tiongkok.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018