Medan (Antaranews Sumut) - Bulog Sumatera Utara hingga awal Desember  2018 sudah melakukan pembelian beras petani sebanyak 8.000 ton dan tercatat sebagai pembelian terbanyak dalam 10 tahun terakhir.
    
"Alhamdulillah, pembelian beras petani meningkat ditengah harga jual yang masih di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah).Sudah ada 8.000 ton yang dibeli," ujar Kepala Bulog Divre Sumut, Benhur Ngkaimi di Medan, Rabu.

Menurut dia, meski pembelian sebanyak 8.000 ton itu masih sekitar 40 persen dari target pembelian 2018 sebanyak 20.000 ton, tetapi pencapaian tersebut tercatat sebagai prestasi bagus.

"Realisasi pembelian 8.000 ton pada 2018 tercatat tertinggi dalam 10 tahun terakhir," ujar Benhur.

Pada 2017, realisasi pembelian beras Bulog Sumut maaih hanya2.000 ton.

Menurut dia, awal pembelian beras lokal tersebut sudah dimulai Bulog Sumut pada 4 Januari 2018 dengan jumlah sebanyak 2,4 ton.

Selain tercatat sebagai daerah yang pertama kali melakukan pembelian beras secara nasional di tahun 2018, pembelian beras Bulog Sumut itu juga termasuk salah satu yang terbesar.

Dia menjelaskanpembelian yang belum juga mencapai target karena harga jual  gabah dan beras petani di Sumut tetap berada di atas HPP.

HPP untuk jenis medium ditetapkan pemerintah sesuai Inpres No 5 tahun 2015 ditambah fleksibilitas 10 persen sebesar Rp8.030 per kg.

Sementara harga jual petani selalu di atas angka itu.

"Karena selalu di atas HPP, Bulog melakukan berbagai strategi untuk bisa tetap melakukan pembelian," katanya.

Mulai dari membeli ke daerah yang lagi panen,  Bulog juga membeli beras dengan harga komersial.

"Bulog berupaya terus meningkatkan pembelian beras petani untuk mendukung ketersediaan bahan pokok secara nasional dan mengejar target mandiri dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan," katanya.

Apalagi, ujar Benhur, Bulog memiliki program penjualan beras premium dalam kemasan 200 gram seharga Rp2.500 yang sudah dimulai sejak Juli 2018.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018