Tanjungbalai (Antaranews Sumut) - Diperkirakan 80 orang guru menggelar upacara peringatan hari guru diluar sekolah yakni bahu jalan raya Jend Sudirman kilometer 4,5, usai upacara para bapak/ibu guru itu berunjuk rasa ke Balai Kota, Senin.
Pantauan dilapangan, ucapara tersebut berlangsung khitmad dengan pembina upacara Rismaniar Marpaung, komandan upacara Junaidi, pembaca UUD 1945 Nina Sinaga dan tiga orang guru perempuan sebagai penggerek bendera.
Usai upacara, Rismaniar Marpaung mengatakan, upacara di luar sekolah peringatan Hari Guru ke 73 tahun 2018 diluar sekolah merupakan bentuk protes kepada pemerintah kota yang telah membohongi dan menjolimi para guru.
"Kami meninggalkan sekolah sebagai bentuk protes karena pemkot Tanjungbalai telah menjolimi dan berjanji berbohong kepada guru. Sementara kami adalah pendidik," katanya.
Rismaniar melanjutkan, guru PNS adah Aparatur Sipil Negara bekerja untuk mencerdaskan anak bangsa, tetapi kenapa kami tidak dihargai. Guru dibohongi berulang kali oleh pemerintah kota dengab tidak pernah ada keputusan terkait tuntuan uang kesejahteran para guru.
"Kepada kepala daerah kami nyatakan bahwa sebelum ada keputusan bijaksana Wali Kota tentang uang kesejahteraan guru dan dipenuhinya tututan pencopotan Kepala Dinas Pendidikan maka guru akan tetap berjuang," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Pantauan dilapangan, ucapara tersebut berlangsung khitmad dengan pembina upacara Rismaniar Marpaung, komandan upacara Junaidi, pembaca UUD 1945 Nina Sinaga dan tiga orang guru perempuan sebagai penggerek bendera.
Usai upacara, Rismaniar Marpaung mengatakan, upacara di luar sekolah peringatan Hari Guru ke 73 tahun 2018 diluar sekolah merupakan bentuk protes kepada pemerintah kota yang telah membohongi dan menjolimi para guru.
"Kami meninggalkan sekolah sebagai bentuk protes karena pemkot Tanjungbalai telah menjolimi dan berjanji berbohong kepada guru. Sementara kami adalah pendidik," katanya.
Rismaniar melanjutkan, guru PNS adah Aparatur Sipil Negara bekerja untuk mencerdaskan anak bangsa, tetapi kenapa kami tidak dihargai. Guru dibohongi berulang kali oleh pemerintah kota dengab tidak pernah ada keputusan terkait tuntuan uang kesejahteran para guru.
"Kepada kepala daerah kami nyatakan bahwa sebelum ada keputusan bijaksana Wali Kota tentang uang kesejahteraan guru dan dipenuhinya tututan pencopotan Kepala Dinas Pendidikan maka guru akan tetap berjuang," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018