Langkat (Antaranews Sumut) - Warga Kota Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, selama satu tahun ini terus menghirup debu, diakibatkan banyaknya tumpahan pasir maupun tanah yang berada di jalan protokol Zainal Arifin Stabat, padahal itu merupakan kawasan Adipura.

Hal itu disampaikan salah seorang warga Bun Ho, di Stabat, Jumat, menyikapi debu yang berada di sepanjang jalan tersebut hingga mendekati persimpangan kantor Bupati Langkat.

"Tidak tertutup kemungkinan ini akan berdampak negatif baik bagi warga yang dewasa, remaja maupun anak-anak nantinya," katanya.

Kemungkinan mereka akan rentan terkena penyakit ISPA, TBC, bila setiap harinya terus menerus menghirup debu yang beterbangan ke rumah warga disepanjang jalan Zainal Arifin Stabat, sambungnya.

"Harus ada tindakan nyata buat mengurangi volume debu yang terus semakin banyak di jalan protokol itu, dan itu jelas tersangkut dengan instansi terkait yang ada seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Lingkungan Hidup," tegasnya.

Dirinya juga berharap agar Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, menindak dan mencopot para pejabat tersebut yang tidak becus melayani rakyatnya. Terutama dalam pelayanan publiknya, disebabkan setahun ini rakyat terus menghirup debu disepanjang jalan itu.

Sementara itu salah seorang warga lainnya Reza mengungkapkan hampir setiap harinya puluhan truk terus menerus hilir mudik mengangkut material galian C seperti pasir, koral, kerikil maupun tanah timbun.

"Truk tersebut melintas sementara pasirnya berjatuhan, tanahnya juga demikian, lama kelamaan penuh disepanjang jalan, ketika udara panas, debu beterbangan, ketika hujan turun kawasan itu menjadi becek," ujarnya.

Untuk itu, harus ada tindakan nyata dari instansi terkait untuk membersihkan kawasan itu, sementara pulau jalan setiap sebulan sekali diberishkan, sementara tanah, debu disepanjang trotoar dibiarkan saja.

Pewarta: H.Imam Fauzi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018