Binjai, (Antaranews Sumut) - Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Wilayah I Sumatera-Aceh, berkunjungan ke Pemerintah Kota Binjai, Sumatera Utara, guna belajar secara langsung aplikasi Binjai Smart City.
Hal itu disampaikan Sekda Binjai Muhammad Mahfullah Pratama Daulay, di Binjai, Jumat, ketika menerima kunjungan Aptikom.
Mahfullah memaparkan secara umum kondisi Kota Binjai. Pemikiran awal dibangunnya ruang Command Center didasari atas komitmen Wali kota yang memang dengan keseriusan dan kesungguhannya membangun kota cerdas.
"Komitmen kepala daerah sangat dibutuhkan, jika tidak ada keseriusan komitmen dari Wali kota, maka impian membangun kota cerdas tidak akan terwujud," katanya.
"Pemkot Binjai menggandeng Politeknik Negeri Medan, dan Telkom, dalam membangun Command Center. Untuk Sumatera Utara, Kota Binjai menjadi kota pertama yang memiliki Command Center," ungkapnya.
Sekda menyampaikan yang dinamakan kota cerdas jika satu kota telah mampu memiliki konsep Smart City yang keseluruhannya menggunakan sistem digitalisasi, dimana Binjai sudah memiliki operator di masing-masing OPD.
Sedangkan bagaimana melibatkan masyarakat dengan teknologi yang ada, Binjai sudah memiliki aplikasi e-Rencana dan e-Anggaran.
"Penuntutan untuk transparansi sudah kami lakukan, semua kebutuhan akan pemerintahan sudah lengkap ada di Command Center. Aplikasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, telah ada seperti e-dokter, e-masyarakat," ujarnya.
Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) dalam kunjungan tersebut dipimpin Prof Dr Opim Salim Sitompul, guna meninjau, serta melihat secara langsung pengaplikasian Binjai Smart City yang telah berjalan di Kota Binjai.
Prof Dr Opim Salim Sitompul mengatakan, dengan keberadaan kota cerdas harus mampu memberikan segala informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sebanyak 54 perguruan tinggi tergabung ke dalam Aptikom.
Opim Salim Sitompul, juga menyampaikan telah mendapat gambaran secara umum tentang pengaplikasian smart city di Kota Binjai. Kedepannya kami berharap masih dapat memberikan sumbang saran untuk pengembangannya.
Sementara Darwis Manalu dari Perguruan Tinggi Methodis Indonesia, menegaskan bahwa selama ini banyak ia temui permasalahan gagalnya satu proyek dalam pembangunan kota cerdas karena tidak adanya keseriusan dari pemerintah daerah itu sendiri.
"Mendengar penjelasan dari Sekda Binjai, saya merasa terpukau melihat komitmen dari kepala daerah yang dalam hal ini Wali kota, atas kesungguhannya membangun kota cerdas," katanya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Hal itu disampaikan Sekda Binjai Muhammad Mahfullah Pratama Daulay, di Binjai, Jumat, ketika menerima kunjungan Aptikom.
Mahfullah memaparkan secara umum kondisi Kota Binjai. Pemikiran awal dibangunnya ruang Command Center didasari atas komitmen Wali kota yang memang dengan keseriusan dan kesungguhannya membangun kota cerdas.
"Komitmen kepala daerah sangat dibutuhkan, jika tidak ada keseriusan komitmen dari Wali kota, maka impian membangun kota cerdas tidak akan terwujud," katanya.
"Pemkot Binjai menggandeng Politeknik Negeri Medan, dan Telkom, dalam membangun Command Center. Untuk Sumatera Utara, Kota Binjai menjadi kota pertama yang memiliki Command Center," ungkapnya.
Sekda menyampaikan yang dinamakan kota cerdas jika satu kota telah mampu memiliki konsep Smart City yang keseluruhannya menggunakan sistem digitalisasi, dimana Binjai sudah memiliki operator di masing-masing OPD.
Sedangkan bagaimana melibatkan masyarakat dengan teknologi yang ada, Binjai sudah memiliki aplikasi e-Rencana dan e-Anggaran.
"Penuntutan untuk transparansi sudah kami lakukan, semua kebutuhan akan pemerintahan sudah lengkap ada di Command Center. Aplikasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, telah ada seperti e-dokter, e-masyarakat," ujarnya.
Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) dalam kunjungan tersebut dipimpin Prof Dr Opim Salim Sitompul, guna meninjau, serta melihat secara langsung pengaplikasian Binjai Smart City yang telah berjalan di Kota Binjai.
Prof Dr Opim Salim Sitompul mengatakan, dengan keberadaan kota cerdas harus mampu memberikan segala informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sebanyak 54 perguruan tinggi tergabung ke dalam Aptikom.
Opim Salim Sitompul, juga menyampaikan telah mendapat gambaran secara umum tentang pengaplikasian smart city di Kota Binjai. Kedepannya kami berharap masih dapat memberikan sumbang saran untuk pengembangannya.
Sementara Darwis Manalu dari Perguruan Tinggi Methodis Indonesia, menegaskan bahwa selama ini banyak ia temui permasalahan gagalnya satu proyek dalam pembangunan kota cerdas karena tidak adanya keseriusan dari pemerintah daerah itu sendiri.
"Mendengar penjelasan dari Sekda Binjai, saya merasa terpukau melihat komitmen dari kepala daerah yang dalam hal ini Wali kota, atas kesungguhannya membangun kota cerdas," katanya.***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018