Medan (Antaranews Sumut) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, Provinsi Sumatera Utar menggelar kajian Survey Prevalensi Perokok di Kota Medan.
     
"Merokok merupakan salah satu penyebab urama kematian dan kecacatan dini yang dapat dicegah, dan masalah kesehatan masyarakat yang paling penting saat ini," kata Wali Kota Medan HT Dzulmi Eldin, diwakili Sekretaris Balitbang Kota Medan Siti Maharani Hasibuan, dalam acara Seminar Akhir Survei Prevelensi Perokok di Medan,Kamis.

Menurut dia, jumlah perokok mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya kesadaran akan bahaya rokok di negara maju.

"Namun, sebaliknya terjadi peningkatan jumlah perokok di negara berkembang," ujar Maharani.

Ia mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi perokok aktif yang tinggi, menempati posisi nomor 5 di dunia dalam hal jumlah perokok terbanyak.

Prevalensi perokok meningkat selama kurun waktu dari tahun 1995 - 2013 pada pria dan wanita disemua kelompok umur Sementara itu banyak penyakit bersumber dari rokok.

"Berbagai penyakit yang disebabkan dengan kebiasaan merokok telah terdokumentasikan dengan baik," ucap dia.

Maharani menjelaskan, penyakit tersebut yakni paru - paru, saluran pernafasan kronik, kardiovaskuler, ginjal, kanker tenggorokan, lambung, kandung kemih, mulut rahim dan sumsum tulang.

Paparan asap rokok juga dapat menyebabkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi.

Masalah merokok, tidak hanya merugikan perokok aktif itu sendiri tetapi juga dapat merugikan perokok pasif.Perokok pasif merupakan orang - orang yang tidak terimbas langsung dari racun yang dikeluarkan rokok.

Dari hasil temuan riset kesehatan dasar pada tahun 2007, sekitar 85 persen perokok di Indonesia merokok di dalam rumah saat berada disekitar keluarga dan anak - anak.Dan juga merokok di lingkungan perkantoran yang merupakan kawasan bebas merokok yang diatur oleh Perda Kota Medan.

Hal tersebut, menyebabkan semakin banyaknya perokok pasif yang mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan rokok.

"Perokok pasif memiliki risiko infeksi pernafasan yang lebih tinggi seperti Pneumonia dan Bronkitis dibandaingkan anak - anak dari orang tua yang tidak merokok," jelas Maharani.


 

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018