Asahan (Antaranews.Sumut) - Untuk memenuhi program Indonesia bebas pasung tahun 2020, Kabupaten Asahan sangat membutuhkan dokter spesialis kesehatan jiwa, pasalnya pederita gangguan jiwa di Asahan cukup banyak.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan, dr Haris Yudhariansyah mengatakan Indonesia khususnya Asahan memiliki program bebas pasung, namun bila sumber daya manusia dan fasilitas belum maksimal, maka akan mempengaruh hasil program 2020 bebas pasung.

Untuk Kabupaten Asahan sendiri, Haris menjelasakan bahwa doketr spesialis jiwa ada di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Abdul Manan Simatupang (HAMS) Kisaran, namun dokter jiwa tersebut tidak tetap hanya bertugas seminggu sekali untuk memeriksa pasien ganguan jiwa di Asahan.Yakni dr Ferdian Leo Sianturi.

“ Doketr jiwa kita yang bertuga di RSU HAMS hanya bersifat temporer tidak permanen. Harapan kita doketr jiwa di Asahan bisa permanen,” ungkap Haris.

Terkait kebutuhan dokter jiwa, Haris menjelasakn Asahan hanya perlu 1 dokter spesialis kesehatan jiwa yang tetap agar semua pasien mengalami gangguan jiwa di Asahan dapat ditangani setiap saat dan tepat. 

“ Saat ini sudah ada 340 warga yang menderita gangguan jiwa dengan kategori berat maupun ringan ditangani ditangani. Ditambah lagi gangguan jiwa dikarenakan penyalahgunaan narkoba, “ kata Haris sembari berharap kebutuhan ini dapat diperhatian semua pihak.

Pewarta: Indra Sikumbang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018