Medan (Antaranews Sumut) - Bank Indonesia masih akan membentuk Klaster Bawang Merah di Sumatera Utara untuk mempercepat swasembada komoditas itu sekaligus mengendalikan inflasi di daerah itu.
     
 Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Demina R Sitepu, di Medan, Sabtu mengatakan, setelah di Dairi dan Karo yang sudah di "phasing out", Klaster Bawang Merah rencananya akan dibuka di Kabupaten Toba Samosir.
     
 "Klaster Bawang Merah di Sumut dinilai BI masih penting karena bawang menjadi  salah satu kebutuhan besar di Sumut , namun produksinya masih belum bisa memenuhi kebutuhan.
     
Klaster Bawang Merah itu semakin dinilai penting, karena komoditas itu kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi Sumut.
     
Demina mengakui, Sumut sebenarnya sudah memiliki kawasan sentra pengembangan bawang merah seperti di Simalungun, Toba Samosir, Samosir, dan Tapanull Utara.
     
Termasuk Dairi dan Karo yang juga semakin berkembang setelah BI membuka klaster komoditas tersebut.
     
Namun rata -rata produktivitasnya masih rendah yaknl mencapal 8 ton per hektare atau jauh di bawah rata rata produksi dI Pulau Jawa.
       
Di Karo, program pengembangan Klaster Bawang Merah yang dilakukan BI secara bertahap dan multlyears (2014 -2017) berhasil membuat Kelompok Tani Tebing Latersia,  Kecamatan Payung, Karo berproduksi dengan baik.
       
Ketua Kelompok Tani Tebing Latersia, Budi Tarigan, mengatakan dengan dibina melalui pembentukan klaster, petani banyak mendapat ilmu pertanian bawang.
     
Mulai dari pengelolaan areal, produksi bibit berkualitas hingga panen dan pascapanen.
     
Produksi bawang di Kelompok Tani Tebing Latersia misalnya sudah mencapai 15 hingga 24 ton per hektare dari sebelumnya jauh di bawah angka itu atau di bawah 8 ton.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018