Lubukpakam  (Antara) - Presiden Joko Widodo bersilaturahim dan melakukan dialog dengan masyarakat di Kabupaten Deliserdang yang merupakan perwakilan dari sejumlah paguyuban warga Jawa yang ada di Sumatera Utara.

Silaturahim yang digelar di Gedung Olahraga Lubukukpakam, Kabupaten Deliserdang, Minggu, tersebut dilakukan saat kedatangannya menjelang pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVII di Sumatera Utara.

Kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu beserta sejumlah pejabat lainnya disambut hangat masyarakat yang sejak pagi sudah berdatangan meski acara silaturahim sendiri baru akan digelar siang hari Pukul 14.00 WIB.

Presiden Joko Widodo yang mengenakan kopiah hitam begitu turun dari mobil yang membawanya dari Kota Medan usai menghadiri acara Penganugerahan Gelar Adat Sultan Deli
langsung masuk ke lokasi acara dan disambut tarian Reog Ponorogo.

Sebelum masuk ke dalam gedung tempat berlangsungnya acara, Joko Widodo terlebih dahulu menemui warga yang secaran spontan langsung mengerubuti untuk bisa bersalaman dengannya.

Dihadapan ribuan warga yang memadati lokasi acara, Joko Widodo menyampaikan, Indonesia adalah bangsa besar yang penduduknya mencapai lebih 260 juta lebih dan memiliki 714 suku yang tersebar di 17 ribu pulau di tanah air.

Dengan banyaknya suku tersebut tentu akan banyak terdapat perbedaan dan pandangan dalam hidup, namun perbedaan itu jangan sampai menjadi perpecahan yang tentunya akan menjadi kerugian besar bagi bangsa ini.

Dalam setiap kesempatan, lanjut dia, dirinya selalu menyampaikan bahwa perbedaan-perbedaan itu, terutama perbedaan politik jangan sampai menjadi pemecah keharmonisan yang selama ini sudah terbina dengan baik.
 
"Beda politik itu boleh, mau pilih siapapun dalam pemilu silahkan, tapi jangan sampai setelah pemilu, perbedaan itu terus terjadi. Tapi lupakan perbedaan pandangan politik itu dan marilah kita tatap kedepan untuk kemajuan bangsa," katanya.

Sebelumnya Ketua Panitia Silaturahim Presiden dengan Paguyuban Warga Jawa di Sumut, Suratman, mengatakan, orang Jawa di Sumatera sudah ada abad ke-12 sejak Kerajaan Singosari dengan ekapediai Pamalayu dan banyak prajurit yang menetap di daerah yang saat ini disebut Sumatera Utara.

Populasi orang Jawa di Sumatera Utara mencapai 35 persen dari jumlah pupulasi penduduk diprovinsi itu dan tentunya dengan jumlah yang cukup besar itu merupakan aset bangsa yang harus terus dibina dalam upaya menjaga kerukunan dimasyarakat.***4***

Pewarta: Juraidi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018