Tanjungbalai, Sumut, 8/8 (Antara) - Pemilik sekaligus pengusaha Tresya Hotel Toga Sitorus mengaku difitnah atas adanya tudingan kelompok mengatas namakan mahasiswa yang penuding tempat usahanya menyediakan narkotika dan prostitusi.
 
 "Jika ada orang atau pihak tertentu menuding hotel kami sarang narkotika dan prostitusi dengan menyediakan perempuan atau anak dibawah umur, itu jelas fitnah yang sangat tendensius," ujar Toga Sitorus kepada pers, Rabu.
 
 Ia menjelaskan, sejak dibangun dan beroperasi pada tahun 2006 lalu, pihak managemen mau pun karyawan hotel tidak pernah menyediakan narkoba, apalagi prostisusi.
  
Fasilitas seperti PUB dan KTV memang tersedia sebagai sarana tempat hiburan bagi tamu dan pengunjung hotel. Terhadap tamu yang datang, pihaknya tidak mungkin melakukan pemeriksaan terhadap apa yang mereka (tamu) bawa.
 
 Akan tetapi, himbuan berupa larangan agar pengunjung tidak mengonsumsi narkotika seperti sabu-sabu mau pun pil ekstasi tetap dilakukan secara tertulis yang dipajang dipintu PUB dan KTV.
  
Terkait tudingan pendemo yang menyatakan bahwa ketika ada razia pada Sabtu (28/7) malam pekan lalu, pengusaha hotel berteriak bahwa telah memberikan setoran bulanan kepada oknum petugas juga ditepis dan perlu pembuktian.
  "Tidak ada kami melontarkan ucapan itu (setoran kepetugas), istri saya hanya hanya menyebutkan bahwa usaha kami menilki izin dan membayar pajak sesuai ketentuan peraturan yang ada. Kalau ada menuduhkan hal itu, ini jelas fitnah. Silakan buktikan," ungkap Toga Sitorus.
  Dalam kesempatan itu, Sitorus juga menyesalkan sikap kelompok pendemo yang terkesan menuduh tanpa bukti. Dia berharap biarlah Tuhan yang Maha Esa melindungi keluarga dan tempat usahanya yang mempekerjakan sebanyak 75 orang karyawan/karyawati.
  Sementara, tiga orang karyawan Tresya Hotel yakni Murni, Erna dan Fazila menyatakan bahwa hotel tempat mereka bekerja tidak ada dan tidak pernah menyediakan narkoba serta prostitusi.
  "Kami (karyawan) dihotel ini 90 persen beragama Islam. Sebagai marketing, saya tetap menawarkan prodak hotel yang real-real saja. Jika diperlukan, kami seluruh karyawan siap menjadi saksi bahwa Tresya Hotel bersih dari apa yang dituduhkan pendemo tersebut," ujar Murni.
  Sebelumnya, kelompok mahasiswa mengatas namakan "Gilas" melakukan unjuk rasa dan meminta Pemko dan Polres Tanjungbalai menindak tegas Tresya Hotel yang disebut-sebut menyediakan narkoba dan prostitusi.
  Juru bicara "Gilas" Rudy Bakti mendesak aparat terkait rutin melakukan razia ke tempat-tempat hiburan yang ada dihotel, penginapan kelas melati mau pun cafe remang-remang yang ada dikawasan Kelurahan Sujambi, Kota Tanjungbalai.
  "Aksi ini murni tanpa ada oknum yang menunggangi. Polisi harus rutin merazia Tresya Hotel, Suranta, Km 7 dan tempat-tempat hiburan lainnya," ujar Rudy Bakti.***4***(KR-YWK)

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018