Aekkanopan (Antaranews Sumut) – Sebanyak 70 anak di Labuhanbatu Utara terindikasi mengalami stunting (kerdil karena tinggi badan tidak sesuai dengan usia---red). Hal itu berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang dilaksanakan pada 2017.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Labura dr Rosdiana Herawaty Rajagukguk kepada wartawan di kantornya, Senin. “Penyebab stunting bukan dilihat sejak anak lahir. Namun sejak dalam kandungan, seperti gizi ibu maupun pola asuh,” katanya.

Menurutnya, factor penyebab stunting didominasi persoalan gizi sejak masa kehamilan ibu. Karena kurangnya gizi ibu pada masa kehamilan bisa mengakibatkan ibu menderita penyakit pre-ekslamsia, kurang energi kronis (KEK) dan lainnya.

Kendati demikian, menurutnya, kasus di Labura masih termasuk katagori minim. "Labura tidak termasuk prioritas intervensi stunting,”katanya sambil menambahkan guna meminimalisir kasus itu, Dinas Kesehatan Labura mengadakan penyuluhan gizi di Posyandu, konseling kasus gizi pada 18 Puskesmas serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita dan anak sekolah.

Dijelaskannhya, semua ibu hamil yang datang ke posyandu di Labura diberi 90 tablet Fe (penambah darah), check kehamilan minimal 4 kali, serta diberikan vitamin A dan PMT kepada balita.

 

Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018