Pematangsiantar (Antaranews Sumut) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD bicara merawat toleransi dalam keberagaman di Indonesia kepada mahasiswa mahasiswi di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, Selasa.

"Mari kita jaga jangan sampai terpecah belah dan terprovokasi, karena orang-orang yang tak paham sejarah," kata Mahfud pada seminar nasional 'Menolak Paham Radikalisme dan Anarkisme' di Auditorium Radjamin Poerba Universitas Simalungun (USI) Kota Pematangsiantar.

Anggota Dewan Pengarah dan Pembinaan Ideologi Pancasila  (BPIP) itu mengatakan, Indonesia yang meliputi 1.360 suku bangsa merupakan wajah pluralisme yang paling nyata. 

Menurutnya, paham radikal merupakan upaya melawan pluralisme yang berdasar pada Pancasila dan sebagai bentuk perlawanan terhadap perbedaan. 

Dia juga menekankan, untuk menyelesaikan adanya perbedaan, tidak perlu bertindak anarkhis, tetapi keputusan diambil berdasarkan demokrasi. 

"Setiap golongan memiliki wakil untuk mencari solusi. Tak ada jalan yang lebih baik di pluralisme, selain demokrasi," katanya.

Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Agus Andrianto juga mengingatkan para generasi muda untuk tidak terprovokasi pada isu-isu, seperti agama yang dapat memicu adu domba.

Dia menginformasikan, saat ini sudah banyak mahasiswa yang terpapar pada paham tersebut, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menyikapinya.

"Paham radikalisme sudah mulai masuk," katanya. ***4***

Pewarta: Waristo

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018