Jakarta (Antaranews Sumut) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, dibuka menguat 9,48 poin seiring sentimen dari dalam negeri yang positif.
IHSG BEI dibuka menguat sebesar 9,48 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.004,07. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 1,34 poin (0,14 persen) menjadi 959,75.
"Stabilitas nilai tukar rupiah yang masih terjaga menjadi salah satu katalis positif bagi IHSG," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Rabu.
Nico Omer menambahkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang masih dalam kondisi baik, terlihat dari prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi terkendali, membaiknya ekspor dan defisit neraca transaksi berjalan turut menjadi faktor positif bagi pasar saham.
Namun, ia mengatakan, sentimen eksternal mengenai kebijakan suku bunga The Fed masih membayangi pergerakan IHSG untuk menguat lebih tinggi.
Investor, lanjut dia, sedang fokus pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
"Jika The Fed mengindikasikan kenaikan lebih dari tiga kali di tahun 2018, maka obligaai Amerika Serkat bisa naik lagi dan bursa saham potensial tertekan," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 69,51 poin (0,31 persen) ke 22.438,51, indeks Hang Seng melemah 101,37 poin (0,33 persen) ke 30.707,07, dan Straits Times menguat 22,72 poin (0,63 persen) ke posisi 3.636,65.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
IHSG BEI dibuka menguat sebesar 9,48 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.004,07. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 1,34 poin (0,14 persen) menjadi 959,75.
"Stabilitas nilai tukar rupiah yang masih terjaga menjadi salah satu katalis positif bagi IHSG," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Rabu.
Nico Omer menambahkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang masih dalam kondisi baik, terlihat dari prospek pertumbuhan ekonomi, inflasi terkendali, membaiknya ekspor dan defisit neraca transaksi berjalan turut menjadi faktor positif bagi pasar saham.
Namun, ia mengatakan, sentimen eksternal mengenai kebijakan suku bunga The Fed masih membayangi pergerakan IHSG untuk menguat lebih tinggi.
Investor, lanjut dia, sedang fokus pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
"Jika The Fed mengindikasikan kenaikan lebih dari tiga kali di tahun 2018, maka obligaai Amerika Serkat bisa naik lagi dan bursa saham potensial tertekan," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei turun 69,51 poin (0,31 persen) ke 22.438,51, indeks Hang Seng melemah 101,37 poin (0,33 persen) ke 30.707,07, dan Straits Times menguat 22,72 poin (0,63 persen) ke posisi 3.636,65.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018