Medan (Antaranews Sumut) - Kondisi inflasi di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami tren penurunan dalam lima tahun terakhir, kata Gubernur Sumut Erry Nuradi.

Ketika menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) akhir masa jabatan dalam rapat paripurna di Medan, senin, Erry Nuradi mengatakan, ketika memulai periode pada tahun 2013, inflasi di Sumut mencapai 10,18 persen.

Namun dengan berbagai kebijakan perekonomian yang dijalankan, secara perlahan inflasi tersebut menurun menjadi 8,36 persen pada tahun 2014.

Dengan menggenjot pertumbuhan ekonomi dan penyediaan kebutuhan pokok masyarakat, inflasi tersebut menurun drastis menjadi 3,35 persen pada 2015.

Pihaknya mengakui inflasi tersebut sempat naik menjadi 6,34 persen pada 2016, namun kembali turun menajdi 3,61 persen pada tahun 2017.

Selain penurunan inflasi, Pemprov Sumut juga mencatat neraca perdagangan luar negeri di Sumut selalu mengalami surplus dengan persentase bervariasi.

Pada 2013, nilai perdangan surplus 4,489 miliar dolas AS, kemudian pada 2014 menjadi 4,314 miliar dolas AS, serta pada 2015 mencapai 3,764 miliar dolas AS.

Pada tahun 2016, neraca perdagangannya surplus 3,862 miliar dolas AS, serta meningkat drastis pada tahun 2017 hingga 4,581 miliar dolas AS.

Ia menambahkan, untuk struktur ekonomi domestik yang dilihat dari lapangan usaha, maka pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Sumut didominasi sektor pertani, kehutanan, dan perikanan yang memberikan kontribusi hingga 22,54 persen.

Adapun sektor lain yakni industri pengolhan 20,06 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor 17,47 persen, serta kontruksi 13,34 persen.

Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018