Medan, (Antaranews Sumut) - Volume ekspor karet jenis SIR 20 Sumatera Utara pada periode Januari - Februari 2018 turun 5,68 persen disebabkan antara lain adanya kebijakan pembatasan ekspor.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia atau Gapkindo Sumut di Medan, Edy Irwansyah di Medan, Senin mengatakan, pada Januari - Februari 2018 ekspor karet Sumut sebanyak 73.685 ton.

Sementara ekspor di perode sama 2016 sudah 78.123 ton.

"Ada penurunan ekspor di Januari - Februari 2018 sebanyak 4.439 ton atau 5,68 persen dari periode sama 2017 " ujarnya.

Menurut dia, penurunan volume ekspor diperkirakan masih berlanjut meski di Februari sudah ada peningkatan dari Januari.

Alasan Edy, selain masih ada program pembatasan ekspor secara nasional mengikuti kesepakatan International Tripartite Rubber Council (ITRC) menyangkut Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) atau pembatasan ekspor.

Edy menyebutkan, sesuai keputusan Menteri Perdagangan, pada Januari - Maret 2018, Indonesia hanya mengekspor karet dengan jumlah maksimal sebanyak 716.869 ton.

Dari 716.869 ton itu, untuk di Januari ekspor maksimal sebesar 223.872 ton, Februari 221.023 ton dan Maret 272.966 ton.

"Penurunan ekspor akan semakin dikhawatirkan kalau harga ekspor rendah atau di bawah 1,4 dolar AS per kg," kata Edy.

Sementara harga ekspor SIR 20 di Januari - Februari 2018 juga masih sekitar 1,46 dolar AS per kg dari rata-rata harga tahunan di 2017 sebesar 1,65 dolar AS.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018