Sentul, ANtaranews Sumut) - Presiden Joko Widodo menyebut dirinya sebagai seorang demokrat yakni seorang pemimpin yang tidak otoriter, selalu mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai perbedaan tanpa menjadikannya sebagai sumber permusuhan.

"Saya berani bilang saya itu bukan seorang pemimpin otoriter, saya ini seorang demokrat," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Tahun 2018 Partai Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC), Babakan Madang, Bogor, Sabtu.

Pernyataan Jokowi sontak disambut tepuk tangan meriah dari hampir 11.000 kader Partai Demokrat yang hadir dari seluruh Indonesia.

Awalnya Presiden Jokowi berkisah pada Agustus 2017, di sosial media berkembang secara viral isu soal dirinya sebagai pemimpin otoriter.

"Di sosial media pada bulan Agustus 2017 lalu disampaikan bahwa saya adalah pemimpin yang otoriter. Saya heran saja, kenapa dibilang pemimpin otoriter," katanya.

Padahal Jokowi selalu merasa tidak memiliki potongan sama sekali menjadi pemimpin otoriter.

"Menurut saya tidak ada potongan sama sekali, penampilan saya juga tidak sangar. Kemana-mana saya juga tersenyum," kata Mantan Gubernur DKI itu.

Ia berpendapat dirinya memenuhi syarat seorang demokrat yakni bisa menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat orang lain, dan menghargai perbedaan-perbedaan tanpa menjadikannya sebagai sumber permusuhan.

"Kurang lebih saya dan Pak SBY bedanya tipis, kalau saya seorang demokrat, Pak SBY demokrat tambah satu, Ketua Umum Partai Demokrat. Jadi bedanya tipis sekali," katanya.
 

Pewarta: Hanni Sofia

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018