Bandung (Antaranews Sumut) -- Danone-AQUA sebagai Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan minuman ringan, memiliki komitmen untuk mengoptimalkan penggunaan plastik dalam sistem produksinya dan menciptakan siklus hidup baru bagi kemasannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi laju sampah kemasan di lingkungan dan melakukan pengelolaan sampah produknya, yang selaras dengan visi perusahaan, "One Planet One Health".

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo berbicara dalam sesi Corporate Initiatives pada acara International Zero Waste Cities Conference 2018 di Bandung, menjelaskan bahwa keterlibatan aktif pihak swasta juga menjadi salah satu kunci keberhasilan circular city, terlebih lagi Danone-AQUA berkomitmen mendukung tumbuhnya circular economy untuk kemasan plastik di Indonesia dengan menciptakan kemasan yang mudah didaur ulang dan bekerja sama dengan pelaku industri daur ulang kemasan untuk menciptakan siklus hidup baru bagi kemasannya.

"Sejak tahun 2010, Danone AQUA telah menginisiasi pembangunan 6 Bisnis Daur Ulang (Recyling Business Unit) di Tangerang Selatan, Bali, Lombok dan Bandung bekerja sama dengan Namasindo untuk menarik sampah kemasan dari lingkungan." tambahnya.

Karyanto menjelaskan Danone-AQUA juga berambisi untuk me-recover lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang diproduksinya pada tahun 2030.

"Untuk mendukung ambisi tersebut kami bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Solid Waste Indonesia (SWI) melakukan penelitian atas laju daur ulang sampah plastik sebagai landasan untuk strategi pengelolaan kemasan kami" kata Karyanto.

Selain itu riset ini juga untuk mengetahui kinerja pengelolaan sampah di Indonesia dimana data ini yang nantinya bisa digunakan oleh pemerintah dan pihak lain untuk membangun model sirkular ekonomi yang tepat untuk Indonesia.

Hal yang menarik dari hasil riset Waste Flow, Value Chain And Recycling Rate Analysis in Indonesia, yang di presentasikan oleh Dini Trisyanti -- peneliti Sustainable Waste Indonesia (SWI) bahwa Recycling Rate PET Bottle di Indonesia sebesar 62% ternyata lebih tinggi dari rata-2 Eropa (48%) dan Amerika (29%).

"Hal ini disebabkan botol PET mempunyai harga jual yang tinggi dan telah terkelola dengan baik oleh industri daur ulang. Hal ini selayaknya dikembangkan juga untuk kemasan lain yang masih sulit didaur ulang dan bernilai rendah misalnya, multi layer" kata Dini.

Sementara itu menurut Prof Enri Damanhuri peneliti dari Departemen Teknik Lingkungan ITB yang memimpin penelitian terkait dengan Waste Flow and Packaging Collection Rate Research di Bali mengatakan bahwa dari hasil penelitian, plastik berkontribusi 14% dari sampah di Bali. Dari total sampah plastik di Bali, 44% belum terkelola dan mencemari lingkungan, 28% masuk TPA dan 27% sudah didaur ulang.

Lebih lanjut Karyanto juga menjelaskan bahwa data yang akurat diharapkan akan menjadi acuan dalam menyusun kebijakan, mengembangkan solusi dan perencanaan teknis yang tepat sasaran dan berpihak pada lingkungan.

"Persoalan sampah plastik di Indonesia hanya bisa diatasi dengan pendekatan yang terintegrasi, kolaborasi dengan berbasis pada data persampahan terkini." tuturnya.

Inisiatif Danone-AQUA membangun ekonomi sirkular merupakan pengejawantahan komitmen untuk memimpin bisnis berkelanjutan dengan menginspirasi dan memfasilitasi aksi kebaikan melalui tiga pilar kebaikan, yaitu Kebaikan untuk Alam, Kebaikan untuk Manusia, dan Kebaikan untuk Masyarakat.

Pewarta: Reli

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018