Medan (Antaranews Sumut) - Pada kunjungannya ke Kota Tebing Tinggi Edy Rahmayadi dan Musa Rajeckshah (ERAMAS) menyempatkan bertemu dengan warga keturunan Tionghoa di perumahan Bajenis Indah jalan Kutilang, Tebing Tinggi (21/1).

"Saya bangga dengan kalian, saya sangat senang bisa ketemu dengan warga Tionghoa disini, dengan tempat terbuka seperti ini kita bisa jalin keakraban,"kata Edy dalam sambutannya.

Edy menyampaikan masalah bangsa yang selama ini selalu menjadi polemik adalah perpecahan di masyarakat, oleh karena itu semua lapisan suku bangsa di Indonesia haru bisa berbaur dan bersatu.

Edy mengakui ini merupakan hal yang tak mudah, untuk itu ia menyampaikan agar semuanya harus saling membantu bersama-sama untuk saling terbuka.

"Saling membuka lah kita, bantu saya mempersatukan warga Sumatera Utara. Apa gunanya saya nanti jadi pemimpin kalau tidak bisa mempersatukan bangsa. Marilah warga Sumatera Utara untuk duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi,"ujarnya.

Edy menambahkan kalau kita masih tercerai-berai maka akan membuat sendi kehidupan menjadi rapuh, kriminalitas pun akan muncul.

Edy berpendapat kriminalitas muncul dari rasa lapar seseorang, dan lapar itu merupakan wujud dari kehidupan yang individual dan tertutup.

"Camkan baik-baik, dengan keterbukaan seperti ini kita sedang berjalan kearah yang lebih baik. Negara ini bukan milik sendiri, tapi milik kita bersama. Nanti saya pasti perlu bantuan kalian untuk membangun Sumatera Utara, untuk membangun kehidupan yang berkualitas," pungkas Edy.

Hendri Rivai, tokoh masyarakat Tionghoa di Tebing Tinggi juga menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap gagasan Edy Rahmayadi.

"Saya yakin beliau akan bisa membenahi Sumatera Utara,"katanya.

Tokoh masyarakat di Tebing Tinggi, Martim Purba menyambut baik atas kesediaan Edy Rahmayadi dan Musa Rajeckshah untuk menemui komunitas Tionghoa disana.

Ia menyampaikan bahwa Edy Rahmayadi merupakan sosok pemimpin yang diharapkan sejak lama, baginya Edy dan Ijeck akan memeberikan rasa aman dan mensejahterakan warga Sumatera Utara.

"Saya salut kepada bapak Edy sebagai putra daerah yang mau mengorbankan pangkatnya demi kembali ke daerahnya, mungkin ia mengorbankan satu bintang di pundaknya tetapi bintang itu takkan hilang, akan dikenang selalu dimata masyarakat,"tutupnya Martim.


Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018