Medan, 27/11 (Antara) - Media massa harus mampu menunjukkan sikap yang berani dalam mengungkapkan kebenaran meski tidak disukai sebagian kelompok, kata anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Maruarar Sirait.

Dalam pertemuan puluhan pengurus Taruna Merah Putih (TMP) se-Sumut di Medan, Senin, Maruarar Sirait mengatakan, media massa tidak perlu takut dianggap melakukan "kampanye hitam" (black campaign) karena berani mengungkapkan kebenaran.

Media massa hanya tidak boleh melakukan "kampanye negatif" (negative campaign) karena sifatnya berisi berita bohong dan keburukan yang dibuat-buat.

Ketua Umum DPP TMP itu berharap media massa dapat membedakan antara kampanye hitam dengan kampanye negatif.

Ia menjelaskan, pemberitaan mengenai korupsi dan kekurangan seseorang memang dapat dianggap sebagai kampanye hitam.

Namun pihaknya menilai hal itu diperlukan untuk membuka kelebihan dan kekuarangan seseorang, terutama tokoh yang akan menjadi seorang pemimpin.

Namun media massa tidak boleh terjebak dalam kampanye negatif dengan sengaja membuat informasi buruk tentang seseorang yang tidak sesuai dengan faktanya.

Terkait pilkada, politisi PDI Perjuangan itu malah menilai media massa perlu "menguliti" tokoh-tokoh yang akan tampil dengan menginformasikan kelebihan dan kekurangannya secara terbuka.


"Masyarakat akan berterima kasih pada media karena menampilkan informasi yang informatif," katanya dalam pertemuan yang difasilitasi anggota DPRD Sumut dari PDI Perjuangan Brilian Moktar itu.


Dengan keberanian media massa tersebut, masyarakat akan mengetahui kualitas seorang calon pemimpin karena memperlihatkan kelebihan dan kekurangan yang ada sesuai fakta.


"Kalau berprestasi, jelaskan prestasinya. Kalau minus, jelaskan minusnya," ujar Maruarar. ***2***


Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017