Medan, 21/11 (antarasumut) - Berbicara soal investasi termasuk di Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) salah satunya sudah pasti menyangkut kepercayaan masyarakat.
Repotnya, upaya menarik kepercayaan itu dewasa ini semakin berat karena di saat masyarakat mulai melek berinvestasi, muncul perusahaan nakal dengan investasi bodong.
Perusahaan yang menawarkan iming-iming mendapatkan keuntungan besar itu tetap saja mengambil kesempatan memanfaatkan kekurangtahuan masyarakat dan termasuk keinginan sejumlah orang yang ingin mendapat keuntungan besar secara cepat tanpa menyadari ancaman atau resiko kerugian yang besar juga.
Meski Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengedukasi dan bahkan telah menghentikan kegiatan usaha 48 entitas selama Januari hingga September 2017, tetap saja ada perusahaan yang masih berupaya mencekcoki masyarakat dengan investasi bodong.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing sendiri kerap meminta masyarakat terus mewaspadai terhadap penawaran investas khususnya investasi dengan iming-iming keuntungan besar.
"Masyarakat diminta agar selalu berhati-hati dalam menggunakan dananya. Jangan sampai tergiur dengan iming-iming keuntungan yang tinggi tanpa melihat risiko yang akan diterima," katanya beberapa waktu lalu.
Mengingat upaya perusahaan nakal itu juga gencar mencari nasabah, maka Sargas Waspada Investasi meminta masyarakat ikut berpartisipasi menertibkan usaha tersebut dengan
melapor jika ada tawaran investasi yang mencurigakan.
Masyarakat diminta melaporkan ke Layanan Konsumen OJK 1500655, email konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id.
Jadi bagaimana caranya kalau ingin investasi di BBJ dengan terhindar dari resiko kerugian yang besar.
Pahami dan Kenali
Seorang investor di PT Rifan Financindo Berjangka "salah satu member BBJ" di kantor Medan, Yulianda (30) berbagi pengalaman.
Menurut dia, saat mau bermain di BBJ atau ditawari berinvestasi, jangan langsung percaya dengan "kata-kata" atau "janji manis" pialang.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencaritahu apa itu BBJ, kemudian tentang perusahaan pialang seperti hal yang sepele yakni kebenaran alamat kantor .
"Sekarang tidak susah mencari data apapun. Jangan malas untuk keuntungan sendiri," katanya.
Usai memahami tentang BBJ meski secara garis besarnya saja, kemudian mengetahui tentang perusahaan pialangnya, Yulianda mengaku minta ikut stimulasi.
Dan meski sudah ikut stimulasi dan berhasil untung, Yulianda juga mengaku tidak mau jor- joran investasi.
" Memahami, mengenali plus bisa menahan diri akan menjadi tameng untuk tidak merugi, ' kata Yulianda.
Dia menegaskan, penurunan modal di bursa memang bisa terjadi, tetapi apabila posisi tersebut tidak di likuidasi maka tidak akan rugi.
Ibu rumah tangga yang mengaku sudah berinvestasi BBJ sejak 2015 itu mengakui, salah satu enaknya trading di nilai kontrak emas adalah tidak selamanya harga turun dan pada saat harga kembali naik lagi bahkan melewati harga beli sehingga mendapat "profit" atau untung.
'Tinggal menunggu harga kembali naik, maka tentu saja tidak merugi," katanya.
Atau opsi lainnya adalah mengetahui waktu kapan harus menambah modal atau top up saat harga jatuh
Karena sudah mengetahui benar untuk menekan resiko merugi, maka Yulianda tidak lagi was-was "bermain" di BBJ.
Apalagi, ada layanan Sistem Informasi Transaksi Nasabah atau SITNa yang semakin menambah kepercayaannya.
Bukan hanya menambah investasi dan akunnya, Yuliandapun mempromosikan "untungnya" bermain di BBJ di keluarga dan kerabatnya.
Bagi Yulianda, kemudahan waktu bertransaksi beli, jual atau hanya sekadar memantau investasi juga menjadi nilai lebih berinvestasi di PBK.
Cerita Yulianda adalah salah satu tentang pentingnya mengetahui apa, siapa dan bagaimana perdagangan berjangka komoditi (PBK).
Sekretaris Perusahaan BBJ, Tumpal Sihombingpun mengaku masih perlunya edukasi agar jumlah investor meningkat.
Oleh karena itu, edukasi seperti yang pernah dilakukan bekerja sama dengan PT Rifan Financindo Berjangka, September lalu dinilai sangat didukung dan diharapkan terus dilakukan.
BBJ sendiri menargetkan mampu meraih 5 juta investor ke depannya dari dewasa ini yang masih 110 ribu akun.
Target lima juta itu mengacu pada lazimnya bahwa jumlah investor harusnya sebanyak dua persen dari jumlah populasi penduduk.
Jadi kalau penduduk Indonesia sebesar 250 juta orang, maka harusnya jumlah investasi di BBJ 5 juta .
Sosialisasi semakin dinilai perlu karena dana masyarakat yang masuk ke dalam transaksi perdagangan berjangka komoditi sebesar Rp1,6 triliun itu masih sangat kecil jika dibandingkan dengan instrumen industri keuangan lainnya seperti di Bursa Efek Indonesia.
"Jangan lagi kalau dibandingkan, dengan bursa di negara lain, " katanya.
Tumpal mengakui, selain rendahnya tingkat literasi masyarakat, penyebab masih minimnya investor di BBJ karena masih terbatasnya jumlah komoditas yang ditawarkan di BBJ sebagai dampak belum tingginya kesadaran pemilik komoditas untuk men-"deliver" produknya ke BBJ.
Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengaku sudah mendorong korporasi perkebunan BUMN untuk melakukan "hedging" atau lindung nilai di bursa.
Dorongan itu menurut Paulus karena "market" produk BUMN khususnya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) akan lebih ramai jika melakukan "hedging".
Selain itu juga memberikan sebuah nilai tersendiri melalui PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) yang "notabene" merupakan anak usaha BUMN.
Adapun komoditas produk PTPN yang bisa di "hedging" antara lain cengkeh, pala, coklat, kopi dan teh.
Namun dia mengakui, dorongan JFX diharapkan didukung aturan atau perundang-undangan yang berlaku.
Langkah itu untuk menghindari tuduhan korupsi karena kalau BUMN melakukan "hedging" dan mengalami kerugian dianggap telah merugikan negara
Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya menyebutkan, edukasi kepada media yang digelar Agustus-November 2017 di lima kota. yakni Pekanbaru, Semarang, Medan, Palembang dan Surabaya adalah salah satu cara untuk semakin mengenalkan BBJ.
"Dari 64 perusahaan pialang, Rifan yang pertama mengajak BBJ dan KBI untuk sosialisasi," katanya usai acara Media Workshop Industri Perdagangan Berjangka Komoditi di Medan, September lalu.
Meski perdagangan berjangka di Indonesia sudah berjalan 18 tahun, dan memiliki payung hukum yang lengkap diakui informasi yang diterima masyarakat termasuk mengenai industri ini masih sangat minim.
"Sudah minim dibandingkan dengan info tentag Bursa Efek Indonesia, malah berita nvestasi bodong yang lebih banyak," katanya.
Untuk itu, kata dia, sosialisasi akan digencarkan mulai ke media bahkan ke kampus seperti yang dilakukan BEI.
Kepala Cabang PT Rifan Financindo Berjangka Medan Sonya Kadarmanik menuturkan sejak beroperasi pada 2005, nasabah di Medan semakin banyak.
Diapun mengakui sulitnya menambah investor di BBJ, tetapi dengan semakin dipercayainya PT Rifan, maka jumlah nasabah perusahan itu meningkat terus.
Sonya menyebutkan, untuk memperkenalkan bisnis yang baik di bidang komoditi dan perdagangan berjangka , Rifan memperkuat teknologi informasi yang canggih dan sumber daya manusia seperti broker.
Dengan TI yang canggih dapat menjamin adanya up-to-date data dan mampu menciptakan situasi kenyamanan dalam menjalankan bisnis, fasilitas online trading, dilengkapi dengan grafik, berita pasar, dan bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kelengkapan pengetahuan masyarakat.
.
"Diperkuat oleh profesional Futures Broker Perwakilan (Wakil Pialang Berjangka), Rifan selalu siap untuk membantu investor dalam kegiatan transaksi serta informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan," kata Sonya.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Agung Waluyo, mengatakan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan terus berupaya melakukan koordinasi lintas antarkelembagaan yang terkait dengan industri PBK.
Harapannya, semua produk komoditas Indonesia bisa diperdagangkan di BBJ.
â€Sayangnya, sampai sekarang belum berhasil. Padahal ini sangat penting untuk kegiatan perekonomian Indonesia," katanya.
.
Ada tiga peran penting dari PBK yakni price discovery mechanism, price revence provider dan sarana hedging (lindung nilai).
Jika semua komoditas Indonesia diperdagangkan ke BBJ, maka transaksi akan likuid.
Jika semakin banyak pemilik komoditas memperdagangkan dan memanfaatkan BBJ, "price mechanism" terjadi dan harga akan mengacu ke Indonesia.
Seperti PBK di Malaysia sangat maju berkat kebijakan "top down "dari Perdana Menteri Malaysia serta regulasinya sangat mendukung.
Perdana Menteri mengintruksikan seluruh kementerian terkait untuk melakukan perdagangan di Bursa Berjangka Kuala Lumpur sehingga PBK cepat berkembang.
Perlindungan Pemerintah
Mengutip pernyataan Yulianda tentang semakin mudah, nyaman dan amannya berinvestasi di BBJ karena pemerintah terus mengeluarkan berbagai regulasi yang melindungi nasabah, rasanya memang tidak berlebihan.
Salah satunya adalah Sistem Informasi Transaksi Nasabah atau SITNa yang dilakukan pemerintah melalui PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI pada November 2015.
SITNa menunjukkan KBI mengambil peran "self regulation organization".
Dengan adanya SITNa yang merupakan sistem penyedia informasi transaksi berjangka, maka setiap transaksi kontrak berjangka di JFX dapat dipantau oleh nasabah secara "real time" alias kapanpun di manapun.
Sebelum SITNa ada, nasabah hanya dapat memantau melalui laporan konfirmasi transaksi yang disediakan oleh pialang berjangka.
Tentunya dengan SITNa, transaksi menjadi lebih mudah, nyaman dan transparan sehingga investor tidak lagi khawatir alias percaya.
SITNa menunjukkan kesadaran Pemerintah perlunya perlindungan terhadap nasabah seperti yang diamanatkan dalam Undang - Undang No 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.
Meski tidak menghilangkan resiko, sistem SITNa memberikan kenyamanan nasabah melakukan perdagangan/investasi sehingga PBK semakin dipercaya dan populer yang pada akhirnya berkontribusi besar pula pada perekonomian Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017