Medan, 17/11 (Antara) - Presiden Joko Widodo menilai bangsa Indonesia perlu menciptakan keseimbangan kebijakan politik luar negeri agar tidak selalu "berkiblat" ke barat dan Amerika Serikat.

Ketika membuka Munas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) ke-10 di Medan, Presiden mengatakan, selama ini Indonesia terlalu lama berkiblat ke barat sehingga melupakan adanya potensi mitra baru.


Karena itu, setelah dilantik sebagai Presiden RI pada tahun 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berkeliling ke Timur Tengah seperti ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.


Upaya untuk menciptakan keseimbangan dalam kebijakan politik luar negeri tersebut mendapatkan respon yang sangat positif dari pemimpin Timur Tengah.


Ia mencontohkan kesediaan pemimpin Arab Saudi Raja Salman yang langsung menjemputnya ke tangga pesawat ketika melakukan lawatan ke negara tersebut.


"Saat ke Arab Saudi, saya kaget karena Raja Salman menjemput langsung di pesawat. Risikonya, ketika beliau datang, saya jemput di tangga pesawat juga," katanya.


Demikian juga dengan sikap Pemimpin Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed yang menjemput dan membawa Presiden Joko Widodo menaiki mobil pribadi yang dikemudikan langsung pemimpin negara Timur Tengah itu.



Meski sikap yang ditunjukkan Sheikh Mohammed tersebut menyebabkan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) kelabakan, namun Presiden Joko Widodo mengaku senang atas keakraban yang ditunjukkan.



"Dijemput Sheikh Mohammed, lalu dibawa masuk mobil sehingga membuat Paspampres kelabakan. Saya senang seperti itu karena urusannya pribadi, bukan hanya kenegaraan," katanya.



Menurut Presiden, sikap politik luar negeri secara terbuka yang ditunjuk pemerintah Indonesia juga menarik simpati pemimpin Qatar.



Namun sayangnya, pemerintah Qatar belum banyak mengetahui peluang investasi di Indoensia sehingga belum mau menanamkan modalnya di Tanah Air.



Karena itu, dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo akan memerintahkan sejumlah menteri ke Qatar untuk menjajaki peluang investasi dan kerja sama ekonomi.



"Selama ini, kita tidak mendekati mereka, padahal mereka potensi investasi yang sangat baik," katanya di hadapan sejumlah tokoh seperti Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Wakil ketua KPK La Ode Syarif, serta sejumlah alumni HMI seperti Akbar Tanjung, MS Kaban, Anies Baswedan, Ade Komaruddin, dan Fadly Nurzal. ***2***



Ridwan Chaidir



(T.I023/B/R010/R010) 17-11-2017 19:54:27

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017