Samarinda, 2/11 (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Timur memperkirakan populasi satwa langka beruang madu di wilayah Kaltim dan Kalimantan Utara saat ini masih cukup banyak dengan jumlah sekitar seribu ekor.

Kepala BKSDA Kaltim Sunandar Trigunajasa kepada wartawan di Samarinda, Kamis, menjelaskan bahwa binatang langka yang menjadi maskot Kota Balikpapan itu berada tersebar di sejumlah kawasan hutan di kedua provinsi tersebut.

"Kami memang belum tahu data pastinya, tapi kami yakin populasi beruang madu masih banyak di wilayah Kaltim dan Kaltara. Hal yang menguatkan adalah masih banyak terlihat beruang madu di kawasan hutan dan bahkan sudah sering muncul di lokasi permukiman warga," kata Sunandar.

Minimnya data terkait keberadaan satwa tersebut, karena keterbatasan personel yang dimiliki BKSDA Kaltim.

Namun demikian, BKSDA akan terus menjalin komunikasi dengan organisasi non-pemerintah yang menggeluti perlindungan satwa langka beruang madu, untuk melengkapi data dan keberadaan beruang madu di Kaltim dan Kaltara.

Menurut ia, beruang madu merupakan salah satu hewan yang dilindungi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

"Oleh sebab itu, siapa saja yang sengaja menangkap, melukai dan membunuh hewan yang dilindungi itu terancam hukuman lima tahun penjara dan denda Rp100.000.000," tambahnya.

Beruang madu biasa diburu warga untuk dimanfaatkan empedunya karena dipercaya bisa menyembuhkan ragam penyakit, meskipun hal itu belum pernah terbukti secara ilmiah.

Satwa dengan nama latin "helarctos malayanus" itu, termasuk familia Ursidae dan jenis paling kecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia.

Pewarta: Arumanto

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017