Medan, 14/9 - (Antarasumut) - Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi sedang gencar mensosialisasikan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN). 

Program itu rencananya akan dijalankan mulai dari 2017-2045. 

Dalam RIRN ada delapan riset yang akan dibidangi. Delapan bidanh riset itu antara lain, soal pangan, energi, kesehatan, transportasi, ptoduk rekayasa keteknikan, Hankam, kemaritiman dan sosial humaniora.

RIRN sendiri berlatar belakang pada Undang-undang Nomor 18 tahun 2002. 

"Ini adalah satu grand design tentang riset nasional. Jadi designya besar. Jadi harus ada tujuan yang jelas dan mendukung pembangunan nasional," ujar Direktur Sistem Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Ira Nurhayati Djarot, disela acara sosialisasi RIRN di Kampus Fisip USU, Kamis (14/9/2017). 

RIRN sendiri dibuat untuk semakin memajukan pembangunan nasional. Apalagi program ini akan berjalan sampai tahun 2045. 

"Kalau ada grand design ini, siapapun bisa meneruskannya. Jadi setiap ada yang melakukan penelitian akan ada indikator-indikatornya. Ada evaluasinya. Ini menjadi penyatu," katanya. 

Pihaknya pun punya keyakinan besar program ini akan berjalan dengan baik. Karena program itu sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan akan dituangkan menjadi Rencana Strategis di Kementrian Lembaga.

"Ini (RIRN) kan perpress, makanya perpress itu langsung ditandatangani, karena ini alat koordinasi lintas sektoral. Karena hanya presiden yang bisa menyuruh para menteri untuk melakukan riset dan sudah ditentukan. Kalau cuma menristekdikti, itu paling cuma hanya rektor, Lippi, dan lembaga penelitian lainnya saja," pungkasnya. (Ril)

Pewarta: Irsan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017