Tapanuli Selatan,14/9(Antarasumut)-Sejumlah masyarakat petani di Kecamatan Batang Angkola berharap bisa mendapatkan bantuan berupa bibit padi pasca serangan hama tikus belakangan ini.

Demikian Kordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman- Petugas Hama Penyakit (POPT-PHP) Provinsi Sumut khusus wilayah Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan  Khoiruddin Marpaung, di Batang Angkola kepada Antara, Rabu.

Menurut dia, ganasnya hama tikus yang setiap hari dan setiap minggu mereka buru itu sudah merusak sejumlah benih baik yang baru ditabur maupun benih yang baru ditanam di sawah.

"Akibat hama tikus, sejumlah kondisi  persemaiyan petani sawah rusak benih padi  layu kemudian mengering lalu membusuk,"sebutnya.

Benih varietas mekongga itu petani dapatkan dari PT Pertani (Persero) dengan harga subsidi Rp.2500/Kg.

Batang Angkola memiliki luas pertanian sawahnya sekitar  2689 hektare, tersebar 36 Desa Kelurahan. Sebagian areal sawah sudah ada yang ditanami dan sebagian lagi hendak mau menanam.

Kordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Huta Holbung, Batang Angkola Erwin Nasution memperkirakan sekitar 30-40 persen benih padi baru ditanam di wilayah itu mengalami kerusakan.

Serupa perkiraan Penyuluh Swadaya Batang Angkola, Zainuddin Lubis. Dia (Zainuddin) juga menyebut hama tikus telah menimbulkan kerugian masyarakat petani di wilayah itu.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Sidadi I dan Sidadi II, Erlina Sari Lubis mencatat sekitar 45 Ha dari sekitar 150 Ha persemaiyan padi di dua desa itu hancur akibat hama tikus.

Desa Muara Tais I dan Muara Tais II juga demikian,"sudah banyak persemaiyan yang rusak di Muara Tais itu," kata PPL  Nirawana Kesuma.

Sama dialami di Desa Tahalak Ujung Gading ada 16 hekatare luas persemaiyan padi yang menjadi sasaran 'empuk' hama tikus itu.

Memang, PPL, Babinsa setempat bersama masyarakat petani di wilayah itu aktif melakukan perburuan hama tikus.

"Sudah lebih dari sepuluh ribu ekor hama tikus yang berhasil dibasmi selaam perburuan Agustus 2017- September 2017,"jelas Kordinator BPP Erwin Nasution.

Bahkan tambahnya, di Desa Huta Holbung satu ekor tikus dihargai.Rp500 oleh masyarakat disitu.

Atas kerusakan persemaiayan itu petani tampaknya berharap banyak adanya bantuan berupa bibit untuk mengganti benih yang rusak.

Menurut Khoiruddin dalam per hektare lahan sawah membutuhkan bibit padi seberat 25 kilogram. 

Pewarta: kodir pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017