Sipirok,14/8(Antarasumut)-Pedagang khususnya di pasar tradisional Sipirok, ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan terpaksa mendatangkan sekitar 50 ton ikan mas dari luar untuk bisa menutupi kebutuhan masyarakat.

Rahdian Pakpahan, Badan Penyuluh Pertanian Simago-Mago kepada Antara, di Sipirok, baru ini, mengutarakan ikan mas kebutuhan pedagang pasar Sipirok terpaksa didatangkan dari Maninjau, Sumatera Barat.

Dia cukup menyayangkan potensi ekonomi itu 'ditangkap' daerah luar sehingga penyedia ikan mas untuk kebutuhan lokal saja kita relakan dari kepada daerah luar.

Dia menyebut faktor penyebab maka terjadi itu antara lainnya faktor sumber air sehingga petani sungkan membudidaya ikan mas. Sebab, memelihara ikan mas harus dengan debit air cukup.

Tidak saja terimbas budidaya ikan mas, bahkan kurangnya debit air di wilayah itu juga katanya berimbas kepada areal pertanian khusus lahan pertanian sawah warga masyarakat Sipirok.

Sebenarnya kata dia sumber air sungai Aek Bariba di Kelurahan Parau Sorat cukup berpotensi bisa dimanfaatkan untuk kebutihan sawah petani di daerah itu selain memungkinkan sebagai budidaya ikan mas.

Potensi lahan sawah di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Parau Sorat ada 259 Ha, WKPP Baringin 320 Ha, WKPP Bunga Bondar 150 Ha, dan WKPP Sibadoar ada 200 Ha.

"Saya yakin apabila irigasi lancar di areal WKPP - WKPP itu sangat berpeluang bisa menambah Luas Tambah Tanam (LTT) atau dua musim tanam dalam setahun,"katanya.

Selain dua musim tanam, air yang bersumber dari Sungai 'Aek Bariba' juga bisa termanfaakan untuk budidaya ikan mas sebagai upaya menghempang laju pasokan ikan mas datang dari luar masuk daerah itu.













Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017