Padangsidimpuan, 21/7 (Antarasumut)-Tak banyak yang pernah mendengar kata Nungneng, salah satu jenis alat musik tradisional milik masyarakat Padangsidimpuan, khususnya kaula muda di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.

Alat musik daerah dari Padangsidimpuan seperti Nungneng sendiri jarang dimainkan, bahkan sama sekali tidak pernah digunakan dalam acara adat di Kota Padangsidimpuan, ampir jarang, ucap Camat Padangsidimpuan Hutaimbaru, Syaidiman Pulungan, Jum'at.

Alat musik yang terbuat dari bambu ini meliputi wilayah Padangsidimpuan Hutaimbaru, Angkola Julu hingga di Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Ali Aman Lubis (66), budayawan setempat, menerangkan, alat musik Nungneng ini biasanya digunakan masyarakat pada saat panen raya dan perkumpulan muda-muda di desa dalam satu jambur.

“Suaranya hampir sama dengan gondang dilengkapi Ogung, ucapnya di Kantor Camat Padangsidimpuan Hutaimbaru.

Lantas, bagaimana cara membuat nungneng dan hasil suara yang ditimbulkan, Asli Pane (57), warga Hutaimbaru mengungkapkan, Nungneng dibuat dengan memanfaatkan seruas bambu bulat berukuran diameter minimal 15 centimeter.

Dari kulit sembilu bambu, diiris hingga membentuk tali senar sebanyak tiga senar. Sepanjang senar ini, pembuat Nungneng akan menentukan jenis nada dengan tumpuan kayu belahan bambu yang ditaruh di tengah maupun di pinggir sebagai sadle atau nut di alat musik gitar.

“Baiknya, ruas bambunya tidak perlu panjang, tapi diameternya besar. Kemudian senarnya dipertipis, agar suaranya lebih nyaring,” ucap Ali Pane kepada ANTARA.

Selanjutnya, pada sisi lain bambu harus dibilah tanpa merusak sisi lainnya dan bilahan itu dibiarkan menggantung membentuk lubang suara. Pada kondisi ini, sebenarnya Nungneng sudah siap digunakan. Akan tetapi, untuk mengamankan senar dan sisi bilahan yang menggantung agar tidak rusak, pembuat Nungneng akan memasang rajutan rotan atau ijuk di kedua ujung ruas bambu.

Pewarta: Khairul Arief

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017