Medan, 17/7 (antarasumut)-Kulit bawang yang selama ini kurang termanfaatkan dan terbuang sia-sia ternyata memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas yang secara tidak langsung menghambat kerusakan sel, salah satunya sel hati.
Hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menunjukkan, pemberian ekstrak kulit bawang merah berpengaruh terhadap kadar fungsi hati (SGOT dan SGPT) tikus putih yang diberikan paracetamol. Berkat temuan awal itu, Putra Diandro Utama Ritonga, Fajar Muhammad Nasution, M.Aulia Rahman dan M.Teguh Syahputra sukses meraih dana hibah pada Pekan Kreativitas Mahasiswa 2016 dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk melakukan penelitian lanjutan.
Menurut dr.Hendra Sutysna, M.Biomed, yang bertindak selaku pembimbing kepada ANTARA, Minggu (16/7), hasil temuan mahasiswa ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat sebagai solusi alternatif terkait masalah kesehatan hati. Apalagi dewasa ini, persoalan penyakit organ hati semakin meningkat seperti perlemakan hati, hepatitis, sirosis hati, bahkan keganasan hati.
Lebih lanjut, meningkatnya gangguan kesehatan hati karena pola hidup masyarakat yang kurang sehat, seperti meminum alkohol, penggunaan obat anti nyeri yang tidak sesuai indikasi dan berlebihan, serta lainnya. Tingginya aktifitas serta kurangnya melakukan kegiatan olahraga juga menjadi salah satu pemicu munculnya persoalan kesehatan organ hati.
Sementara saat ini, obat hati dari senyawa alami hanya obat Curcuma yaitu berasal dari Temulawak. Selebihnya, obat untuk penyakit hati merupakan obat-obatan sintetik seperti albumin, dan sebagainya.
Menurut salah seorang mahasiswa peneliti, Anwarul Mizan, ide tentang pemanfaatan ekstrak kulit bawang merah berangkat dari keprihatinan tentang mahalnya harga obat-obatan dan kurangnya pemanfaatan sumber daya alam berupa tumbuhan yang memiliki kandungan zat untuk pengobatan penyakit. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara dengan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang baik serta memiliki kekayaan hayati yang luar biasa.
Salah satu hasil pertanian yang dikenal sebagai bumbu penyedap masakan juga mengandung zat yang berperan untuk meningkatkan kesehatan atau pengobatan yaitu bawang merah. Namun dalam pemanfaatan sehari-hari, bagian dari bawang merah yang digunakan hanya daging buah saja, yaitu untuk memasak. Sedangkan kulit, daun dan akarnya belum ditemukan pemanfaatan yang sebanding dengan besarnya hasil panen bawang merah.
"Sejauh yang kami ketahui, pemanfaatan kulit bawang merah digunakan sebagai pewarna tekstil. Padahal kulit bawang merah yang tampak tidak berharga itu, dari berbagai penelitian ternyata memiliki kandungan antioksidan yang tinggi," katanya.
Antioksidan sendiri berfungsi untuk mencegah terbentuknya “radikal bebas†(senyawa berbahaya yang banyak dihasilkan tubuh) yang secara tidak langsung antioksidan menghambat kerusakan sel, salah satunya sel organ hati.
Sehingga melalui Pekan Kreativitas Mahasiswa 2016 yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti, kami ingin melakukan pengembangan terkait pemanfaatan kulit bawang merah dibidang kesehatan khususnya untuk kesehatan organ hati" katanya.
Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan mahasiswa, lebih kurang selama 1 bulan terhadap hewan coba, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak kulit bawang merah terhadap kadar fungsi hati (SGOT dan SGPT) tikus putih yang diberikan paracetamol. Dengan kata lain, sudah selayaknya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait efek ekstrak kulit bawang merah terhadap kesehatan organ hati khususnya, dan umumnya dibidang kesehatan atau bidang lainnya,"terangnya.
Hasil temuan mahasiswa tersebut nantinya akan dipresentasikan dengan harapan Kemenristek dikti kembali memberikan kepercayaan kepada mahasiswa untuk mengembangkan penelitian ekstra kulit bawang merah bagi kesehatan hati.
Dijelaskan dia, tim Mahasiswa FK UMSU optimis bisa menghasilkan solusi alternatif untuk penyakit organ hati. Untuk itu mereka akan berupaya melakukan penelitian lanjutan sehingga hasil temuan tersebut bisa lebih dikembangkan.
Mahasiswa berharap dukungan dari semua pihak untuk bisa lebih mengembangkan penelitian dan hasil temuan tentang ekstrak kulit bawang.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemenristek Dikti atas kesempatan melakukan penelitian PKM serta pendanaan terhadap penelitian kami, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi khalayak ramai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menunjukkan, pemberian ekstrak kulit bawang merah berpengaruh terhadap kadar fungsi hati (SGOT dan SGPT) tikus putih yang diberikan paracetamol. Berkat temuan awal itu, Putra Diandro Utama Ritonga, Fajar Muhammad Nasution, M.Aulia Rahman dan M.Teguh Syahputra sukses meraih dana hibah pada Pekan Kreativitas Mahasiswa 2016 dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk melakukan penelitian lanjutan.
Menurut dr.Hendra Sutysna, M.Biomed, yang bertindak selaku pembimbing kepada ANTARA, Minggu (16/7), hasil temuan mahasiswa ini akan sangat bermanfaat untuk masyarakat sebagai solusi alternatif terkait masalah kesehatan hati. Apalagi dewasa ini, persoalan penyakit organ hati semakin meningkat seperti perlemakan hati, hepatitis, sirosis hati, bahkan keganasan hati.
Lebih lanjut, meningkatnya gangguan kesehatan hati karena pola hidup masyarakat yang kurang sehat, seperti meminum alkohol, penggunaan obat anti nyeri yang tidak sesuai indikasi dan berlebihan, serta lainnya. Tingginya aktifitas serta kurangnya melakukan kegiatan olahraga juga menjadi salah satu pemicu munculnya persoalan kesehatan organ hati.
Sementara saat ini, obat hati dari senyawa alami hanya obat Curcuma yaitu berasal dari Temulawak. Selebihnya, obat untuk penyakit hati merupakan obat-obatan sintetik seperti albumin, dan sebagainya.
Menurut salah seorang mahasiswa peneliti, Anwarul Mizan, ide tentang pemanfaatan ekstrak kulit bawang merah berangkat dari keprihatinan tentang mahalnya harga obat-obatan dan kurangnya pemanfaatan sumber daya alam berupa tumbuhan yang memiliki kandungan zat untuk pengobatan penyakit. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara dengan kualitas dan kuantitas hasil pertanian yang baik serta memiliki kekayaan hayati yang luar biasa.
Salah satu hasil pertanian yang dikenal sebagai bumbu penyedap masakan juga mengandung zat yang berperan untuk meningkatkan kesehatan atau pengobatan yaitu bawang merah. Namun dalam pemanfaatan sehari-hari, bagian dari bawang merah yang digunakan hanya daging buah saja, yaitu untuk memasak. Sedangkan kulit, daun dan akarnya belum ditemukan pemanfaatan yang sebanding dengan besarnya hasil panen bawang merah.
"Sejauh yang kami ketahui, pemanfaatan kulit bawang merah digunakan sebagai pewarna tekstil. Padahal kulit bawang merah yang tampak tidak berharga itu, dari berbagai penelitian ternyata memiliki kandungan antioksidan yang tinggi," katanya.
Antioksidan sendiri berfungsi untuk mencegah terbentuknya “radikal bebas†(senyawa berbahaya yang banyak dihasilkan tubuh) yang secara tidak langsung antioksidan menghambat kerusakan sel, salah satunya sel organ hati.
Sehingga melalui Pekan Kreativitas Mahasiswa 2016 yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti, kami ingin melakukan pengembangan terkait pemanfaatan kulit bawang merah dibidang kesehatan khususnya untuk kesehatan organ hati" katanya.
Dari serangkaian penelitian yang telah dilakukan mahasiswa, lebih kurang selama 1 bulan terhadap hewan coba, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak kulit bawang merah terhadap kadar fungsi hati (SGOT dan SGPT) tikus putih yang diberikan paracetamol. Dengan kata lain, sudah selayaknya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait efek ekstrak kulit bawang merah terhadap kesehatan organ hati khususnya, dan umumnya dibidang kesehatan atau bidang lainnya,"terangnya.
Hasil temuan mahasiswa tersebut nantinya akan dipresentasikan dengan harapan Kemenristek dikti kembali memberikan kepercayaan kepada mahasiswa untuk mengembangkan penelitian ekstra kulit bawang merah bagi kesehatan hati.
Dijelaskan dia, tim Mahasiswa FK UMSU optimis bisa menghasilkan solusi alternatif untuk penyakit organ hati. Untuk itu mereka akan berupaya melakukan penelitian lanjutan sehingga hasil temuan tersebut bisa lebih dikembangkan.
Mahasiswa berharap dukungan dari semua pihak untuk bisa lebih mengembangkan penelitian dan hasil temuan tentang ekstrak kulit bawang.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemenristek Dikti atas kesempatan melakukan penelitian PKM serta pendanaan terhadap penelitian kami, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi khalayak ramai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017