Pagaran, 28/4 (Antara) – Agus Hutabarat, perwakilan PT Sumatera Tobacco Trading Company (STTC) mengungkapkan, sekitar 50 persen luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cocok untuk ditanami tembakau jenis ‘white burley’ yang merupakan bahan baku utama produksi rokok putih sebagai komoditas subtitusi impor, yang dapat ditekuni masyarakat petani.

“Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sekitar 50 persen wilayah Taput sangat cocok untuk ditanami tembakau ‘white burley’. Hal ini merupakan kesempatan besar,” terang Agus, saat menghadiri rapat tahunan petani tembakau di Simarantajau, Desa Dolok Saribu, Pagaran, Taput, Kamis.

Menurutnya, kesimpulan terkait hal itu merupakan hasil analisa pihaknya yang telah dilakukan atas luasan wilayah yang tidak terlepaskan atas letak kondisi geografis, topografi, dan kontur tanah.

“Untuk wilayah Kecamatan Pagaran secara khusus, STTC telah mengawali jalinan kemitraan dengan petani tembakau untuk penanaman jenis tembakau tersebut sejak tahun 1993,” ungkapnya.

Dikatakan, dalam penerapan jalinan kemitraan tersebut, para petani telah diajak untuk menekuni dua kali musim tanam dalam setahun dengan keseluruhan hasil panen siap dibeli oleh pihak perusahaan.

“Namun, dari hasil panen per hektar yang ditargetkan secara nasional sebesar 2,2 ton masih mampu dicapai senilai 1,9 ton per hektar,” jelasnya.

Meski demikian, untuk hasil panen tembakau per tahun, Agus menyebutkan, pihaknya telah turut berinvestasi di wilayah Kabupaten Taput sebesar Rp. 7-8 miliar sebagai nilai hasil pembelian tembakau secara keseluruhan.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017