Medan, 10/4 (Antarasumut) - Kepolisian Resor Belawan berharap agar korban Kirana (4) yang masih berusia dibawah lima tahun atau balita, selamat dari pembunuhan sekeluarga di Jalan Mangaan, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, perlu diberikan "trauma healing" dan konseling.
"Karena Kirana (4) itu, jelas mengalami tekanan mental cukup dalam, saat melihat peristiwa pembunuhan keluarganya tersebut," kata Kapolres Belawan AKBP Yemi Mandagi, di Mabar, Senin, usai pemberangkatan kelima jenazah korban pembunuhan ke lokasi kuburan muslim di Tajung Mulia.
Kirana sebagai putri bungsu dari keluarganya, menurut dia, perlu mendapat terapi konseling untuk memulihkan gangguan kejiwaan yang dialaminya, ketika peristiewa yang cukup sadis itu terjadi.
"Kita juga harus memperhatikan perkembangan kejiwaan dan masa depan Kirana, karena dia masih kecil," ujar AKBP Yemi.
Ia menyebutkan, Kirana yang saat ini masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit, harus perlu mendapat perhatian serius pihak keluarga.
Karena, korban yang selamat dari pembunuhan itu, mengalami luka di bagian kepala dan juga sedang mengalami trauma atas kejadian tersebut.
"Kirana, saat ini sangat memerlukan pendampingan, perawatan, dan penyembuhan luka di bagian kepala akibat penganiayaan yang dilakukan pembunuh tersebut," ucap Kapolres Belawan.
Sebelumnya, warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dikagetkan karena adanya lima warga yang ditemukan tewas pada Minggu pagi (9/4).
Kelima korban tewas adalah Rianto (40) dan isterinya Yani (35), dua anaknya Naya (14) dan Gilang Laksono (10) dan mertuanya bernama Marni (50).
Selain itu, puteri bungsu korban bernama Kirana (4) juga ditemukan kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS Mitra Medika di Jalan Yos Sudarso, Medan.
Temuan atas peristiwa itu berawal dari kecurigaan warga karena korban tidak kunjung ke luar rumah dan lampu di rumah korban terus menyala meski telah siang.
Setelah diperiksa, warga menemukan keluarga di rumah tersebut telah menjadi korban pembunuhan sehingga langsung melapor ke pihak kepolisian.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
"Karena Kirana (4) itu, jelas mengalami tekanan mental cukup dalam, saat melihat peristiwa pembunuhan keluarganya tersebut," kata Kapolres Belawan AKBP Yemi Mandagi, di Mabar, Senin, usai pemberangkatan kelima jenazah korban pembunuhan ke lokasi kuburan muslim di Tajung Mulia.
Kirana sebagai putri bungsu dari keluarganya, menurut dia, perlu mendapat terapi konseling untuk memulihkan gangguan kejiwaan yang dialaminya, ketika peristiewa yang cukup sadis itu terjadi.
"Kita juga harus memperhatikan perkembangan kejiwaan dan masa depan Kirana, karena dia masih kecil," ujar AKBP Yemi.
Ia menyebutkan, Kirana yang saat ini masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit, harus perlu mendapat perhatian serius pihak keluarga.
Karena, korban yang selamat dari pembunuhan itu, mengalami luka di bagian kepala dan juga sedang mengalami trauma atas kejadian tersebut.
"Kirana, saat ini sangat memerlukan pendampingan, perawatan, dan penyembuhan luka di bagian kepala akibat penganiayaan yang dilakukan pembunuh tersebut," ucap Kapolres Belawan.
Sebelumnya, warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli dikagetkan karena adanya lima warga yang ditemukan tewas pada Minggu pagi (9/4).
Kelima korban tewas adalah Rianto (40) dan isterinya Yani (35), dua anaknya Naya (14) dan Gilang Laksono (10) dan mertuanya bernama Marni (50).
Selain itu, puteri bungsu korban bernama Kirana (4) juga ditemukan kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS Mitra Medika di Jalan Yos Sudarso, Medan.
Temuan atas peristiwa itu berawal dari kecurigaan warga karena korban tidak kunjung ke luar rumah dan lampu di rumah korban terus menyala meski telah siang.
Setelah diperiksa, warga menemukan keluarga di rumah tersebut telah menjadi korban pembunuhan sehingga langsung melapor ke pihak kepolisian.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017