Padangsidimpuan, 24/3 (Antarasumut)- Pemko Padangsidimpuan pada malam pentas sini akan mempertunjukkan drama daerah pada malam pentas seni Kota Padangsidimpuan, Minggu (26/3) malam.

Barita Sahat Pasaribu (50), yang bekerja sebagai Pekerja Seni, Sutradara penulis skenario tersebut, mengatakan, Kamis, Pemko Padangsidimpuan pada malam pentas seni akan menampilkan drama daerah seperti "markusip" yang artinya berbisik.

Sepintas Barita Sahat Pasaribu menceritakan, drama kesenian dari Tabagsel ini yaitu "Markusip" atau berbisik, dengan tujuan mendatangi rumah pujaan hatinya dengan cara berbisik sambil berpantun dengan cara yang khas, berbisik sambil berpantun itu sering dilakukan pemuda pemudi di Padangsidimpuan demi menjumpai pujaan hatinya yang terpisahkan jarak dinding rumah kayu pada masa itu, ucapnya.

Tambahnya, kebiasaan muda mudi pada sebelum tahun 1990 an, ada istilah "martandang" atau mengunjungi kampung sebelah yang dimana ada pasangan pujaan hati yang ingin dijumpai, akibat batasan dinding kayu yang memisahkan, se seorang lelaki akan mendatangi rumah pujaan hatinya tersebut sambil berbisik dan berpantun dari luar rumah sang pujaan hati wanita tersebut.

Dengan markusip cara yang sangat muda menyampaikan isi perasaan hati yang diungkapkan ketika menjumpain pujaan hatinya.

Budaya seperti ini menandahkan, muda mudi masa itu pada masa itu mencerminkan kesantunan dalam menjalin hubungan asmara yang baik. Markusip, di era teknologi maju saat ini sudah mulai terkikis karena moderenisasi, sudah tidak ada lagi ditemukan hal seperti itu di Kota Padangsidimpuan hampir terbatas saat ini untuk dijumpain.

Dengan pentas seni Kota Padangsidimpuan yang menyuguhkan drama markusip nantinya kesenian dan tradisi ini masih dapat dipertahankan, walaupun zaman teknologi yang super canggih masa kini.

Harapan kepada masyarkat Kota Medan Sumatera Utara, sudih sekiranya dapat datang menonton penampilan dan pertunjukkan drama "markusip" di open stage medan fair PRSU tahun 2017, sehingga dapat mengobati kerinduan kampung halaman dan kerinduan adat budaya yang mulai hilang karena telah ditinggalkan itu.

Pewarta: Khairul Arief

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017