Padangsidimpuan, 18/1 (Antarasumut)- Keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia banyak terungkap tidak memiliki izin dan legalitas yang sah dan akhirnya dideportasi. 

Di Tapanuli Selatan diketahui ada sejumlah TKA yang tinggal dan menetap di Kelurahan Pasar Sempurna, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. 

Sayangnya, pihak PT Synohidro selaku kontraktor dan pemasok TKA yang bekerja di proyek pembangunan PLTA Marancar itu enggan membeberkan datanya.

Awak media Sabtu (14/1) kemarin, berusaha mendatangi sebuah rumah yang dijadikan sebagai kantor sekaligus tempat tinggal bagi para pekerja (TKA) PT Sinohydro berlokasi di Kelurahan Pasar Sempurna, Kecamatan Marancar Kabupaten Tapsel. rumah kecil berwarna kuning itu, tampak beberapa orang asing disinyalir warga Cina sibuk dengan aktivitasnya masig-masing.

Kedatangan awak media tersebut disambut oleh dua orang yang mengaku sebagai pekerja di PT Sinohydro selaku rekanan PT North Sumatera Hydro Energi (NSHE) atau kontraktor proyek pembangunan PLTA Marancar. Ayip dan Zainal Arifin Lubis. 

Sayangnya, saat mengkonfirmasi berapa jumlah TKA yang berada di tempat tersebut, Ayip yang mengaku sebagai staf divisi kontrak di PT Sinohydro enggan membeberkannya. 

Alasannya, antara pihak mereka (PT Sinohydro,red), PT NSHE dan Pemkab Tapsel sudah punya kesepakatan. Untuk urusan data, semua diserahkan ke pihak Pemkab kita tertutup untuk data TKA tersebut.

Untuk konfirmasi soal itu, mohon maaf, saya tidak bisa kasih datanya. Karena antara kami dengan pihak Pemkab sudah sepakat, terkait itu urusannya harus satu pintu, Kita tidak bisa langsung kasih keterangan, silahkan ke Dinas yang berwenang. 

Kalau untuk IMTA ke Dinsosnaker, dan untuk KITAS nya ke Imigrasi di Sibolga, jelasnya dan juga enggan menjelaskan berapa lama para TKA itu bermukim di Pasar Sempuran Marancar. Ayip mengaku, meski tidak menyebut berapa jumlah TKA yang ada, namun para pekerja asing asal cina itu ditempatkan di Marancar dan Sipirok.

Kantor kami ada dua, satu lagi di Sipirok. Jadi sebagian ada yang tinggal disini dan disana," terangnya. 

Senada dengannya, Zainal Arifin Lubis yang juga mengaku bekerja pada PT Sinohydro, ikut tutup mulut dan enggan membeberkan hanya soal identitas para pekerja asing yang tidak paham berbahasa indonesia itu. 

Kita semua pakai prosedur, jadi kami tidak bisa menyampaikan apa yang bukan kewenangan kami, tukasnya.

Yang kami tahu mereka sudah sekitar tiga bulan menyewa dan menetap di rumah itu, jelas beberapa warga sekitar. Begitu juga dengan berapa jumlahnya, warga mengaku tidak tahu secara pasti. 

Untuk jumlahnya kami juga tidak tahu pasti, mungkin ada sebanyak delapan orang, lanjut warga dan mengaku 'orang-orang' tersebut kurang bersosialisasi dengan warga sekitar.

Sementara Kepala Imigrasi Sibolga Surbakti tidak bisa dihubungi dan nomor yang bersangkutan tidak aktif.

Pewarta: Khairul Arief

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017