Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kabupaten Langkat Sumatera Utara kini semakin bergeser dari lapangan usaha pertanian, kehutanan, perikanan kelapangan usaha ekonomi lainnya ini terlihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita warganya.

     Walaupun perekonomian Langkat pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Dimana laju pertumbuhan PDRB Langkat mencapai 5,12 persen, sedangkan tahun 2013 mencapai 5,59 persen.

     Hal itu disampaikan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Langkat Sujarno, di Stabat, ketika berbincang dengan Antara menyangkut PDRB per kapita warga Langkat.

     Sujarno menjelaskan hal itu disebabkan mayoritas lapangan usaha mengalami perlambatan pertumbuhan yakni lapangan usaha pertanian, kehutanan, lapangan usaha pertambangan dan penggalian, lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas dan sebagainya.

     Namun demikian sebagian besar lapangan usaha lainnya mencatat pertumbuhan yang positip seperti lapangan usaha konstruksi merupakan lapangan usaha dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu 12,66 persen.

     Adapun lapangan usaha lainnya berturut-turut seperti jasa mencapai 10,04 persen, jasa keuangan dan ansuransi 9,79 persen, lapangan usaha informasi dan komunikasi 8,23 persen, lapangan usaha real estate 7, 59 persen, usaha jasa tranportasi dan pergudangan 7,21 persen.

     Termasuk lapangan usaha perusahaan 6,76 persen, makanan minuman 6,45 persen, pendidikan 5,97 persen, adminsitrasi pemerintahan pertanahan 5,87 persen, pertambangan dan penggalian 5,29 persen dan sebagainya.

     Maka jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi Langkat mengalami perubahan pola pertumbuhan yang hampir sama dengan Sumatera Utara, yaitu mengalami perlambatan pertumbuhan sejak tahun 2011 hingga 2014, katanya.

     "Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan, posisi pertumbuhan ekonomi Langkat selalu berada diatas Sumatera Utara sebesar 5,12 persen sedangkan nasional tumbuh sebesar 5,23 persen untuk tahun 2014," sambungnya.

     Sementara untuk PDRB perkapita yang merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagaiil proses produksi, dimana PDRB per kapita ini diperoleh dengan cara membagi total PDR dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

     Dimana PDRB per kapita Kabupaten Langkat atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp 18,95 Juta dan meningkat sampai dengan tahun 2014 mencapai Rp 17,60 Juta. Sementara apabila dilihat menurut harga berlaku dan harga konstan angka tersbeut dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.

     Sementara jika dilihat dari perhitungan atas dasar harga konstan tahun 2010 yaitu dengan menghilangkan pengaruh kenaikan harga (inflasi) maka pada priode 2010-2014 terjadi peningkatan yang relatif stabil, dimana tahhun 2014 PDRB per kapita Kabupaten Langkat mencapai 23,01 rupiah, katanya.

     Adapun PDRB Langkat selama lima tahun untuk harga berlaku dari tahun 2010 Rp 18,952 Juta, tahun 2011 Rp 21,241 Juta, tahun 2012 Rp 23.168 Juta, tahun 2013 Rp 25.499 Juta dan tahun 2014 Rp 27.600 Juta.       

     Sedangkan untuk atas dasar harga konstan tahun 2010 Rp 18.952 Juta, tahun 2011 Rp 20.004 Juta, tahun 2012 Rp 21.108 Juta, tahun 2013 Rp 22.089 Juta dan tahun 2014 Rp 23.013 Juta, ungkapnya.

     Maka melihat itu semuanya PDRB Langkat didominasi lima lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reprearasi mobil dan sepeda motor, lapangan usaha pertambangan dan penggalian serta lapangan usaha konstrukti.

     "Perkembangan PDRB yang sangat menggembirakan setiap tahunnya ini  namun angka tersebut belum dapat emnggambarkan pemer pendapatan maqsyarakat disetiap strata ekonomi," ungapnya.

     Sekretaris Bappeda Langkat Mulyono menjelaskan inflasi merupakan fenomena ekonomi sebagai wujud dari ketidakpastian yang hampir terjadi diseluruh daerah tak terkecuali Kabupaten Langkat.    

     "Dimana inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat agtau adanya ketidaklancaran distribusi barang," katanya.

     Termasuk kenaikan harga yang terus menerus membawa dampak pahit terhadap perekonomian suatu daerah. Masyarakat yang berpenghasilan tetap berkurang kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan yang memiliki tabungan mengalami kerugian karena nilai riil tabungan mereka menurun.

     "Kalau inflasi di Langkat ini tetap mengacu pada inflasi yang terjadi di Kota Medan sebagai kota terdekat dengan Langkat," ujarnya.

     Dengan mengacu pada pencapaian laju inflasi yang terjadi di Kota Medan selama tahun 2014 ternyata inflasi tidak menembus angka dua digit hanya 8,24 persen saja. Bila dibanding dengan tahun sebelumnya keadaan menunjukkan adanya perbaikan dimana pada tahun sebelumnya 2013 menembus dua digit yaitu 10,09 persen.

     Mulyono mengungkapkan selama tahun 2014 inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember, November, Januari. Tingginya inflasi tersebut disebabkan hari besar keagamaan sekaligus perayaan menyambut tahun baru.

     Justru pada bulan Februari dan Maret terjadi penurunan harga (deflasi). Keadaan ini tidaklah mengherankan disebabkan pemerintah senantiasa melakukan kontrol harga dipasar.

     Untuk itulah pihaknya terus berusaha melakukan kordinasi dengan lintas sektoral yang ada untuk terus menekan angka inflasi yang ada untuk tahun 2015 dan 2016 ini diharapkan terus akan semakin menurun.

     "Kita berharap mudahan- mudahan PDRB Langkat untuk tahun 2015 akan semakin meningkat sehingga berbagai angka kemiskinan akan dapat kita kurangi secara perlahan karena adanya peningkatan pendatan perkapita dari warga Langkat, saasaran kita terus memacu bangkitnya perekonomian masyarakat terutama yang berusaha di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, termasuk sektor jasa lainnya," katanya.

Pewarta: Imam Fauzi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016