Kabupaten Langkat di Sumatera Utara dikenal dengan garis pantai yang sangat panjang mencapai 110 kilometer membentang dari kecamatan Secangang hingga Kecamatan Pematang Jaya, tentu sektor perikanan menjadi salah satu andalan selain itu industri juga menjadi perhatian buat kesejahteraan warga dan nelayan.

     Maka berbagai langkah maupun hasil yang sudah dicapai harus menjadi daya pendorong untuk bisa memajukan lagi sektor ini termasuk membangun industri perikanan maupun industri lainnya karena potensi yang ada itu cukup banyak.

     Kegiatan perikanan disamping untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri juga berorentasi ekspor, kata kepala Dinhas Perikanan dan Kelautan Langkat Subiyanto di Stabat.

     Dimana sektor perikanan ini dibedakan atas perikanan darat dan perikanan laut. Untuk perikanan darat dibedakan lagi menjadi perikanan di perairan umum seperti sungai, waduk, dan danau serta budidaya ikan darat yang diusahakan ditambak, kolam ,ekaramba dan sawah.

     Untuk usaha ikan didominasi usaha tambak dengan luas areal mencapai 1.875,50 hektare kemudian usaha budidaya ikan di kolam 155,80 hektare dan disawah seluas 4 hektare. Sementaar untuk produksi perikanan secara keseluruhan dibandingkan tahun sebelumnya mengalami peningkatan.

     Bila ditahun 2013 produksi ikan mencapai 30.786,99 ton maka di tahun 2014 terjadi kenaikan mencapai 31.696,90 ton. Dimana peningkatan jumlah produksi ini disebabkan hasil dari produksi perikanan budidaya, sejalan dengan bertambahnya jumlah petani ikan dari 2.091 orang menjadi 2.094 orang, katanya.

     Subiyanto menjelaskan beradasrkan data yang ada hasil penangkapan produksi ikan perikanan tangkap mencapai 31.696,90 ton, penangkapan ikan laut 22.7889,20 ton, penangapan ikan perairan umum 19,20 ton, perikanan budidaya 8.888,70 ton, dan budidayaa perairan umum 200 ton.        

     Dengan luasnya pesisir pantai tentu diharapkan hasil produksi dimasa yang akan datang akan bisa kembali semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan berbagai langkah dan terobosan yang bisa mengundang para investor untuk menanmkan investasinya di daerah ini.

     "Kita butuh investor yang mau menanmkan investasinya disini karena potensi perairan Langkat yang cukup besar diharapkan juga nantinya akan bisa memberikan kesejahteraan bagi nelayan maupun masyarakat sekitarnya," katanya.

     Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sujarno mengungkapkan secara terpisah untuk sektor industri ini menjelaskan ada pemikiran sektor nindustri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor lain dalam perekonomian menuju kemajuan.

     Hal itu didasarkan kepada produk hasil industri memiliki nilai tukar (tream of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk sektor lain.

     Beranjak dari situlah maka industrialisasi dianggap sebagai obat mujarab untuk mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah berkembang seperti kita juga di Langkat ini butuh industri-industri itu, katanya.

     "Namun demikian walaupun kita butuh itu sektor pertanian masih memegang peranan penting atau utama dalam pembentukan struktur perekonomian," sambungnya.

     Untuk sektor industri di Langkat ini, pihaknya menggolongkannya menjadi empat yaitu industri besar dengan jumlah tenaga kerja 100 orang, industri sedang 20-99 orang, industri kecil 5-19 orang dan industri kerajinan rumah tangga hanya lima orang pekerjanya.

     Hingga tahun 2014 yang lalu sektor industri di Langkat ini masih tetap seperti pada tahun 2012 yaitu keseleuruhannya berjumlah 59 perusahaan yang ada dan menjalankan perusahaannya .

     Sujarno juga menambhakan 59 perusahaan yang bergerak diberbagais ektor industri yang ada di daerah ini yang sejalan dengan sektor pertanian dimana 20 perusahaan bergerak dalam industri pengolahan kepala sawit, kelapa serta nabati dan hewani lainnya.

     Selanjutnya yaitu industri makanan sebanyak 10 unit jenis usaha sementara jenis industri lainnya paling sedikit. Dimana keberadaan inni belum sebanyak Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang akan tetapi telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5.989 pekerja.

     Dimana penyerapan tenaga kerja terbesar berada pada industri pengolahan kelapa sawit, kelapa, nabati serta hewani mencapai 2.287 pekerja, menyusul industri lainnya mencapai 1.697 pekerja. "Kedua jenis industri ini terus kita upayakan untuk tetap dipertahankan dan semakin meningkatkan produktifitasnya," katanya.

     Pemerintah Langkat tetap berkomitmen membangun industri sektor pertanian, perikanan maupun sektor lainnya karena ini yang sangat menonjol sehingga dapat mejningkatkan devisa negara dan meningkatkan kesejahteraan petani khususnya.

     Sementara untuk mendukung keberhasilan itu semuanya juga dibutuhkan perhatian sarana dan prasarana transportasi khususnya untuk mengangkut hasil bumi sepert sawit, karet, bambu, kayu maupun palawija, holtikultura lainnya.
 
     Dimana tersedianya sarana dan prasarana transportasi akan memperlancar hubungan antar daerah, lancarnya hubungan antar daerah tentu akan mempermudah arus masuk barang. Tentu dengan lancarnya arus barang produksi hasil daerah akan meningkatkan pendapatan produsen barang seperti petani.

     "Potensi utama Langkatadalah ahsil pertanian yang maan bila barang tidak cepat diperdagangkan akan menimbulkan kerugian besar di petani disebabkan sipat barang pertanian yang mudah membusuk," katanya.

     Untuk itulah Pemkab Langkat akan terus berusaha untuk mewujudkan sarana transportasi yang baik dimana hingga sekarang ini sudah cukup memadai, namun demikian perlu kita tingkatkan terus.

     Dari data yang ada untuk jalan kabupaten yang baik mencapai 380,24 kilometer, sedang 419,16 kilometer dan rusak ringan 761,79 kilometer sehingga totalnya 1.561,19 kilometer. Dimana kondisi yang rusak ringan itu beraad di kecamatan Padang Tualang, Bahorok, Sawit Seberang.

     "Keadaan ini terus menjadi perhatian Pemkab Langkat mengingat peran jalan kabupaten sangat dominan dalam arus tranportasi angtar kecamatan dan desa terutama untuk membawa hasil bumi petani," ungkapnya.

     Yang pasti berdasarkan data yang dimiliki untuk sarana transportasi ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seperti 2011 sepanjang 1.412,84 kilometer, 2013 sepanjang 1.421,33 kilometer dan 2014 1.561,19 kilometer.

Pewarta: Imam Fauzi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016