Berbicara soal pertanian tentu tidak akan ada habisnya, karena disinilah faktor utama yang menjadi perhatian agar bisa memberikan kesejahteraan bagi warga. Sehingga pertanian merupakan basis perekonomian kabupaten Langkat Sumatera Utara untuk sekarang ini. Ini juga sesuai dengan RPJMD Langkat tahun 2014-2019.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Langkat Sujarno di Stabat, ketika berbincang dengan Antara, kemarin.

Sujarno mengungkapkan sektor pertanian hingga kini masih menjadi sumber mata pencarian utama (leading sector) sebagian besar penduduk. Dimana program pembangunan meliputi sektor peningkatan produksi serta peningkatan pendapatan petani, perkebunan, perternakan dan nelayan.

"Pertanian amsih merupakan basis perekonomian Langkat itu terlihat dalam sumbangsihnya pada perekonomian yang diukur berdasarkan proporsi nilai tambah. Banyak studi menunjukkan sukses pengebangan sektor industri disuatu negara selalu diiringi dengan perbaikan produktifitas dan pertumbuhan berkelanjutan di sektor pertanian," katanya.

Apalagi kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang menjadi lumbung hasil pertanian, dimana sebagian besanya masih menggantungkan hidupnya dari sektor ini.

Keberhasilan pelaksanaan pertanian kata Sujarno, disebabkan ketersediaan dan pemamfaatan lahan yang sangat luas. Sampai Tahun 2014 ketersedian lahan sawah maupun bukan lahan sawah seluas 557.930 hektare, dimana lahan bukan sawah seluas 520.410 hektare dan lahan sawah seluas 37.529 hektare.

Sementara lahan bukan pertanian yang peruntukkannya untuk rumah, bangunan dan halaman sekitarnya, hutan negara, rawa-rawa seluas 638.399 hektare. Maka jika dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya mengalami penurunan.

"Penurunan itu disebabkan adanya penggunaan kepada pembangunan perumahan dan pembangunan perkantoran serta pabrik atau semacam alih fungsi," katanya. Inilah yang perlu diantisipasi untuk tetap menjaga kesinambungan produksi hasil pertanian yang nota bene merupakan konsumsi pokok warga.


Perkebunan

Kepala Bappeda itu mengungkapkan sampai dengan tahun 2014 kontribusi sektor pertanian Kabupaten Langkat dalam pembentukan Produk Domestik Reegional Bruto (PDRB) masih diidominasi hasil perkebunan seperti sawi dan karet, kemudian tanaman bahan makanan seperti padi, palawija dan holtikultura.

Dimana hasil perkebunan ini ada empat katagori yaitu perkebunan rakyat seperti karet luas arealnya mencapai 42.276 hektare dengan produksi 102.788,40 ton, kepala sawit 45.877 hektare dengan produksi 844.013,64 ton, coklat 2.692 hektare dengan produksi 1.428,48 ton, tebu 548,90 hektare dengan produksi 2.090,34 ton, kelapa 3.689 hektare dengan produksi 13.526,33 ton dan pinang 545 hektare dengan produksi 490,50 ton.

Kemudian perkebunan negara karet 6.034 hektare dengan produksi 6.230 ton, kelapa sawit 54.879 hektare dengan produksi 1.262.209 ton, coklat 3.641 hektare dengan produksi 4.005 ton, tebu 1.950 hektare dengan produksi 8.755 ton.

Selain itu terdapat juga perkebunan swasta nasional yang terdiri dari karet seluas 2.230 hektare dengan produksi 2.453 ton dan kelapa sawit 37.937 hektare dengan produksi 872.549 ton, termasuk perkebunan asing pada tanaman kelapa sawit seluas 12.000 hektare dengan produksi 276.007 ton, katanya.

Sujarno mengungkapkan tanaman perkebunan merupakan pendukung utama sektor pertanian dalam menghasilkan devisa, dimana ekspor komoditas utama daerah ini adalah hasil perkebunan seperti karet, sawit, teh, kopi, tembakau. Dimana tanaman kelapa sawit merupakan yang terbesar dengan luas areal keseluruhannya 150.693 hektare dan menghasilkan produksi sebanyak 3.254.778,64 ton. termasuk karet dengan luas area mencapai 50.540 hektare dengan produksi 111.471,40 ton, sambungnya.

"Pengelolaan tanaman perkebunan di Langkat ini sebagian besar masih didominasi oleh perkebunan rakyat sehigga hasil nya masih relatif rendah. Untuk itu perlu perbaikan pembangunan perkebunan ini dengan PIR, pola unit pelayanan pengembangan (UPP), pola swadaya dan pola perkebunan besar," ungkapnya.

Tanaman Bahan Pangan-Kehutanan

Sujarno menambahkan selain perkebunan tentu adanya tanaman bahan makanan seperti padi, palawija, holtikultura, dimana prodeuksi padi daerah ini merupakan penopang ketersediaan gabah Sumatera Utara, dimana untuk produksi padi sawah tahun 2014 dengan luas panenan 65.599 hektare jumlah produksinya 394.399 ton dengan produktifitas 60,12 kwintal per hektare.

Demikian juga dengan tanaman palawija setiap tahunnya terus mengalami trend yang meningkat seperti jagung, kedelai, namun demikian ada juga yang menurun. Tentu ada masalah yang dihadapi dalam produksi palawija ini diantaranya rendahnay tingkat penggunaan lahan, rendahnya produktifitas lahan, benih masih bersipat lokal, pengelolaannya masih tradisional dan tingginya tingkat susutan pasca panen.

Sementara tanaman semangka merupakan tanaman dengan tingkat produktifitas tertinggi diantara tanaman holtikultura dengan produktifitas mencapai 207,89 kwintal per hektarenya disusul tanaman bayam dengan tingkat produktifitas 148,86 kwintal er hektarenya, kangkung 141,82 kwintal per hektarenya, petai dengan produktifitas 135,10 kwintal per hektarenya.

Selain itu juga potensi tanaman hias sebanarnya sangat besar mengingat jenis bunga-bungaan yang tumbuh sangat beraneka ragam, namun potensi besar ini belum dimamfaatkan dan amsih jauh tertinggal. Langkat punya potensi untuk pengembangan tanaman ini terutama di kecamatan Batang Serangan.

Dimana kecamatan Batang Serangan ini tersedia lokasi alam yang sering menjadi tempat penelitian flora, selain itu kecamatan Stabat cukup banyak petani buah yang mengembangan tanaman jambu madu dimana permintaan pasarnya cukup tinggi bahkan terkadang tidak mampu mengimbangi permintaan pasar.

Kepala Bappeda Langkat Sujarno menjelaskan untuk tanaman kehutanan ini dimana hasil utamanya adalah kayu dan hasil lainnya seperti sirap, arang, kayu bakar, bambu, damar, rotan.

Untuk produksinya tahun 2014, kata Sujarno seperti arang 462 ton, bambu 8.757 ton, kayu gelondongan 118.558,99 M3, kayu olahan 48.077,82 M3, venner 7.785,54 M3.

Adapun luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya SM Langkat Timur Laut 9.520 hektare, Hutan Lindung 4.573 hektare, Taman Nasional Gunung Leuser 204.102 hektare, Hutan Produksi Terbatas (HPT) 40.376 hektare, Hutan produksi (HP) 25.110 hektare.

Peternakan

Secara terpisah Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Langkat Mulyono menjelaskan untuk sektor peternakan ini berdasarkan populasi ternak ada tiga kelompok yaitu ternak besar meliputi sapi potong, kerbau, kuda dan sapi perah, ternak kecil meliputi kambing, domba, babi, ternak unggas meliputi ayam ras, ayam kampung dan itik lokal.

Dari data yang ada untuk populasi ternak besar tahun 2014 sapi potong 168.873 ekor, kerbau 3.381 ekor, kuda 58 ekor, sapi perah 54 ekor, untuk ternak kecil kambing 287.204 ekor, domba 343.788 ekor, babi 29.958 ekor, untuk terak unggas petelur 3.544.415 ekor, pedaging 4.337.666 ekor, ayam kampung 1.269.631 ekor dan itik lokal 260.008 ekor.

Kendati telah menunjukkan perkembangan yang baik, sektor peternakan ini sesungguhnya masih belum terbangun secara optimal. para peternak selaku produsen khususnya peternak kecil perorangan belum memiliki daya tawar yang mantap, katanya.

"Peternak kecil masih rentan terhadap ulah pedagang yang menjadi perantara dalam bisnis peternakan, baik pedagang pakan maupun pedagang hasil-hasil ternak," sambungnya.

Untuk produksi daging tahun 2014 didominasi oleh daging sapi dengan jumlah mencapai 294.509 kilogram, disusul ternak domba dengan produksi mencapai 405.291 kilogram, babi dengan produksi mencapai 211.165 kilogram, kambing mencapai 96.179 kilogram dan kerbau mencapai 9.347 kilogram.

Inilah potensi pertanian Langkat dengan berbagai suk sektornya yang diharapkan nantinya akan meningkat pada tahun tahun mendatang sehingga kontribusi daerah ini untuk ketahanan pangan Sumatera Utara maupun nasional akan terus semakin nyata.

Untuk itulah pemerintah Langkat sudah memprogramkan melalui RPJMD Tahun 2014-2019 akan terus berusaha memajukan sektor pertanian dan sektor lainnya itu guna mendukung peningkatan ekonomi bagi para warganya sehingga bisa semakin sejahtera.

Pewarta: Imam Fauzi

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016