Tapanuli Selatan,13/7 (Antarasumut)- Menjadikan Danau Siais di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai destinasi wisata di Sumatera Utara tampaknya masih jauh dari harapan.

Arman Pasaribu salah seorang pengusaha muda Tapanuli Selatan misalnya, dia mengaku kesulitan untuk membangun lahannya di sekitaran danau terbesar kedua di Sumaterea Utara setelah danau Toba dikarenakan status lahan 'tak jelas.

"Sampai saat ini pemodal masih mempunyai hitung-hitungan untuk berinvestasi disekitaran danau yang airnya jernih tersebut dikarenakan status lahan wilayah tersebut masih hutan produksi terbatas (HPT)," katanya.

Sebaliknya dia berniat mau berinvestasi membangun guna kemajuan dan pengembangan (di) danau Siais yang memiliki luas sekitar 4500 hektare apabila berbagai hambatan itu sudah dapat selesai.

"Investor menginginkan adanya perobahan status lahan dari HPT menjadi "HPL" atau hak penggunaan lain agar lebih leluasa bisa membangun dalam arti tidak melabrak aturan yang ada," katanya.

Di era kepemimpinan periode kedua Bupati Tapanuli Selatan H.Syahrul M.Pasaribu (2016-2021), Arman jauh berharap segera RTRW bisa diselesaikan demi perobahan status lahan di sekitaran danau Siais yang mulai ramai dikunjungi masyarakat itu.

"Mendapatkan perobahan status lahan dari HPT ke HPL dari menteri, Pemkab Tapanuli Selatan  haruslah  memiliki Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang jelas terkait hal itu,"kata Kadis Kehuatan Tapanuli Selatan, Awaluddin Sibarani.

Kata dia,  sekitar 200 meter lahan yang posisinya berada dari bibir pantai danau Siais itu masih berstatus HPT sehingga masyarakat belum bisa mendapatkan (mengurus) legalitas hak alas atas kepemilikan tanah semacam berupa sertifikat.

Kabag Humas Pemkab Tapanuli Selatan Anwar Efendi Simanungkalit, Rabu, mengatakan RTRW Tapanuli Selatan sudah disusun dan akan diajukan ke DPRD dalam waktu dekat untuk dibahas  bersamaan dengan RPJMD, Perda tentang pengelolaan asset daerah dan lainnya.

Sebagaimana diketahui danau yang dikenal dengan keindahan panoramanya tersebut belakangan ini sudah mulai ramai dikunjungi pengunjung lokal seiring perbaikan infrastruktur jalan pantai barat bernilai ratusan milyar.

Cukup menghabiskan waktu perjalanan menggunakan kenderaan sekitar 1,5 jam dengan jarak tempuh 60 kilometer dari ibukota Tapanuli Selatan, Sipirok kita sudah sampai dan dimanjakan dengan hamparan biru jernihnya air danau Siais.

"Peluang potensi untuk dapat menambah pundi-pundi pendapatan asli daerah ini harus menjadi "PR" bagi pemerintahan Tapanuli Selatan dalam rangka kemajuan sektor pariwisata daerah kedepan," kata Arman Pasaribu.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016