Tapanuli Selatan, 12/7(Antarasumut)- Aek Sijornih, objek wisata pemandian air tawar masih menjadi  primadona masyarakat menghabiskan waktu masa liburan panjangnya.

Pemantauan Antara, Selasa, destinasi wisata lokal di Tapanuli Selatan hingga H+5 lebaran idul fitri 1437 hijriyah masih tampak dipadati pengunjung berbagai daerah.

Memang, antusiasme masyarakat  untuk berekreasi di pemandian alam ini sudah terlihat sejah H+2 lebaran 2016. 

Jumlah pengunjungnya setiap hari mencapai  ribuan orang, dari berbagai daerah. Mereka datang mulai sejak pagi hingga sore hari.

Puluhan bahkan ratusan kenderaan mulai dari kenderaan roda dua dan empat tampak silih berganti memadati lokasi wisata ini.

Simamora salah seorang pengunjung kepada Antara mengatakan, ia bersama sama keluarga kecilnya sudah pagi hari mendatangi lokasi Aek Sijorni.

"Kita sih takut tidak kebagian tempat kalau datangnya agak telat, soalnya, sudah pemandangan lumrah dimasa libur seperti ini Aek Sijorni kerap diserbu pengunjung," tuturnya.

Dedi warga setempat menambahkan, pengunjung Aek Sijorni kali ini jauh meningkat dibanding lebaran tahun lalu.   

"Dibanding 2015 lebih 60 persen peningkatan pengunjung Aek Sijorni pada liburan panjang tahun 2016 ini," katanya.   

Dikatakannya liburan kali ini benar-benar membawa berkah bagi masyarakat setempat, seperti dari jasa parkir, dagangan dan lainnya.  

Sayangnya, dibalik keasrian panorama serta keindahan kolam kolam pemandian alami teresebut banyak para pengunjung yang mengeluhkan akan banyaknya retribusi.

Simamora, asal Padangsidimpuan salah satunya, ia menyesalkan cara pengelolaan objek wisata yang berlokasi di Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan itu.

Betapa tidak, setiap 'bergerak' dari mulai jembatan masuk sudah dikenai 'pajak' Rp 2 ribu, setiba dilokasi wisata, setiap bergerak dari jengkal tanah yang satu ke jengkal tanah lainnya bayar lagi dikali Rp2 ribu.

"Kita muak dan bosan setiap 'bergerak' kena tagihan Rp2 ribu, kita juga sepakat adanya tagihan tetapi 'kan cukup dikenakan sekali di bea masuk walau berapa? Jadi sifatnya tidak menyebalkan,"katanya.

Camat kecamatan Sayur Matinggi dalam satu kesempatan kepada Antara tidak menampik 'banyaknya' kutipan di wilayah Aek Sijorni.

"Lokasi (tanah) pemandian Aek Sijorni sifatnya masih milik pribadi-pribadi, jadi pemerintah tidak belum bisa mengintervensi atau menertibkan atas kutipan-kutipan tersebut," jelasnya.

Kedepan masyarakat berharap untuk lebih menjaga marwah potensi objek wisata Aek Sijorni nan indah dibenak pengunjung, alangkah baiknya adanya intervensi manajemen dari pihak pemerintah dalam hal pengelolaannya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016