Medan, 8/6 (Antara) - Pekerja Pertamina melakukan aksi mogok dalam pendistribusian bahan bakar minyak di Provinsi Sumatera Barat akibat mendapatkan teror dan penganiayaan dari kelompok preman.

Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina Unit Pemasaran 1 Sutrisno di Medan, Rabu, mengatakan aksi mogok tersebut sebagai bentuk protes dan ketakutan pekerja Pertamina atas kerusuhan dan penganiayaan yang terjadi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Teluk Kabung.

Dalam peristiwa yang terjadi pada Selasa (7/6) sekitar pukul 13.30 WIB itu, sekelompok preman menganiaya Operation Head TBBM Teluk Kabung Mukhlis Dalimunthe dan sejumlah pekerja lainnya.

Bahkan, sejak Selasa malam hingga Rabu pagi, sekitar 100 preman masih berada depan TBBM Teluk Kabung sehingga menimbulkan ketakutan bagi pekerja Pertamina.

"Sejak tadi malam, ada sekitar 100 preman dalam keadaan mabuk mengepung depot (TBBM) kami," katanya didampingi Sekretaris Umum Serikat Pekerja Pertamina Unit Pemasaran 1 Adi Rachman.

Menurut Sutrisno, peristiwa teror dan aksi anarkis terhadap pekerja TBBM Teluk Kabung tersebut bukan yang pertama kali.

Pada tahun 2012, peristiwa serupa pernah terjadi dengan pengrusakan terhadap kantor TBBM yang berlokasi di Kecamatan Bungus, Kota Padang.

Pihaknya merasa khawatir dengan aksi anarkis yang dilakukan sekelompok preman tersebut, apalagi peristiwa itu terjadi di area objek vital nasional.

"Pendistribusian BBM akan beroperasi lagi jika sudah ada jaminan keamanan dan pelaku kerusuhan itu ditangkap," katanya.

Selain pendistribusian ke SPBU, pekerja Pertamina Teluk Kabung juga untuk sementara menghentikan pendistribusian avtur ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Minangkabau.

Serikat Pekerja Pertamina menyadari mogok distribusi tersebut akan menimbulkan kelangkaan BBM untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat dan area yang menjadi operasional TBBM Teluk Kabung.

Hingga Rabu siang, pihaknya telah mendapatkan informasi jika enam penerbangan dari Bandara Minangkabau terpaksa dihentikan karena ketiadaan avtur.

Namun keputusan itu sengaja diambil untuk menjaga keselamatan pekerja Pertamina di TBBM Teluk Kabung yang selama ini rutin mengalami intimidasi.

"Kami memohon maaf kepada masyarakat, khususnya di Sumatera Barat apabila terjadi kelangkaan BBM. Ini terpaksa dilakukan untuk menjaga keselamatan pekerja Pertamina," kata Sutrisno. ***3***

Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016