Medan, 2/6 (Antara) - Nilai ekspor-impor Sumatera Utara pada kuartal I 2016 masih melemah dampak krisis global yang terus dirasakan berbagai negara.

Nilai ekspor dan impor Sumut pada kuartal I masing-masing turun 6,81 persen dan 11,06 persen dari periode sama 2015, ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis.

Pada kuartal I 2016, nilai ekspor (FOB) Sumut tinggal 2,349 miliar dolar AS, sementara impor (CIF) sebesar 1,130 miliar dolar AS.

Penurunan ekspor dan impor terjadi dalam bentuk volume dan harga jual atau nilai devisa.

"Penurunan ekspor dan impor itu menunjukkan masih melemahnya daya beli di pasar luar negeri dan dalam negeri," katanya.

Syukurnya, kata Wien, perdagangan luar negeri Sumut masih tetap surplus dimana nilai ekspor lebih besar dari impor.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, turunnya ekspor dan impor membuat pengusaha masih mengalami kesulitan menjalankan usahanya di dalam negeri.

Untuk tetap bisa bertahan, kata Parlindungan yang dilakukan pengusaha adalah melakukan efisiensi dalam semua bidang.

Dia mengakui, salah satu efisiensi yang dijalankan pengusaha adalah dengan melakukan perumahan karyawan dan mengurangi produksi.

"Agar tidak menjadi masalah besar khususnya dalam pengurangan pekerja, perlu dukungan pemerintah mulai dari mengeluarkan deregulasi yang berpihak ke pengusaha dan bisa mendorong peningkatan penjualan," katanya.

Dia memberi contoh, pemerintah bisa mengurangi retribusi yang menjadi beban biaya produksi pengusaha hingga membantu mendorong upaya peningkatan penjualan di dalam negeri melalui upaya mendorong daya beli masyarakat.* 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016