Batubara, 7/1 (Antarasumut) - Petani telah menjadi salah satu pekerjaan yang semakin banyak ditinggalkan. Dari data tahun 2013, jumlah petani di Indonesia menurun 5 juta orang dari 30 juta orang pada tahun sebelumnya.
Terjadinya penurunan jumlah petani itu, dikatakan Kepala Balai Penelitian Ketahanan Pangan (BPTP) Medan Dr Catur Hermanto, Kamis (7/1) lalu, di Desa Pasar Delapan Kecamatan Air Putih.
Dalam acara rangkaian mensukseskan program upaya khusus padi jagung kedelai (upsus pajale) itu, pengurangan jumlah petani dikatakan bagian dari kewaspadaan dalam swasembada pangan.
"Selain faktor impor, jumlah petani juga bagian yang harus kita waspadai. Untuk itu perlu terobosan atau inovasi melalui alat dan mesin pertanian. Sehingga penurunan jumlah petani dapat teratasi. Faktor pendukung lainnya, perlu adanya sistem irigasi yang baik, ketersediaan pupuk dan bibit," ujarnya.
Pentingnya ketahanan pangan saat ini, lanjut Catur, sangat berpengaruh kepada ketahanan nasional. Jika rakyat lapar, tatanan sosial akan carut marut, situasi tidak terkendali. Mengingat pentingnya ketahanan pangan itulah, pemerintah melibatkan TNI dalam program swasembada pangan yang ditargetkan tercapi tahun 2019 nanti.
Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain dalam kegiatan itu mengatakan, petani di Batubara bukanlah pekerjaan dengan pendapatan terendah tapi sudah menengah. Di bawahnya masih ada pekerjaan sebagai nelayan yang menjadi pekerjaan dengan pendapatan terendah.
"Untuk itu, kepada para penyuluh saya minta agar menyasar para nelayan. Ajak mereka memanfaatkan lahan tepi pantai. Bawang merah bisa tumbuh baik di dataran rendah, dan hasilnya sudah saya terima dari Kepala Badan Ketahanan Pangan, Sahala Nainggolan. Hasilnya baik dan besar-besar. Ajak mereka menanam bawang di sana," ujar Bupati.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Batubara, Drs Sahala Nainggolan kepada Bupati melaporkan telah melakukan koordinsi kepada SKPD, Camat dan instansi terkait membahas ketahanan pangan. Sayangnya, masih ada apratur di Pemkab Batubara tidak serius.
"Keseriusan mereka sepertinya kurang. Kalau ada Bupati, mereka mau datang tapi kalau tidak ada mereka juga tidak mau datang. Saya harap, ada atau tidak ada Bupati, semua harus bekerja dengan serius," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016