Jakarta, 16/3 (Antara) - Aparat keamanan kembali menangkap kapal ikan asing berbendera negara-negara di kawasan ASEAN yang diduga melanggar ketentuan terkait penangkapan ikan di kawasan perairan Republik Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu mengatakan terdapat tiga kapal ikan yang ditangkap pada Selasa (15/3) di Perairan Aceh Timur.
Tiga kapal yang seluruhnya berbendera Malaysia itu masing-masing ternyata bernakhoda warga negara Thailand, dan seluruh kapal tersebut telah dikawal dan sandar di Langsa untuk proses lebih lanjut.
Selain itu, ada dua kapal berbendera Vietnam yang ditangkap kapal patroli Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP dan saat ini, kapal-kapal yang ditangkap itu dikawal ke Tarempa, Kepulauan Riau.
Kemudian, kapal patroli KKP juga telah menangkap sebanyak tiga kapal ikan berbendera Malaysia pada 3 Maret 2016 , dua kapal ikan berbendera Malaysia pada 10 Maret, dan satu kapal Malaysia pada 26 Februari.
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal memperkuat hubungan bilateral dan multilateral guna mengatasi aktivitas penangkapan ikan secara ilegal.
"Pada tahun kedua saya menjabat, saya akan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral," kata Susi Pudjiastuti dalam Konferensi Maritim RI-Belgia.
Menteri Susi juga menyatakan bahwa kerja sama itu juga untuk mencapai tujuan penangkapan ikan secara ilegal sebagai bentuk kejahatan transnasional.
Dalam sejumlah kesempatan lainnya, Susi mencontohkan kapal FV Viking yang merupakan buronan Interpol adalah kejahatan perikanan lintas negara yang membutuhkan koordinasi internasional.
"Saya menegaskan FV Viking adalah bukti nyata bahwa kejahatan perikanan adalah kejahatan terorganisir lintas negara," kata Menteri Susi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (14/3).
Menurut dia, kejahatan perikanan melecehkan kedaulatan banyak negara sehingga hal tersebut juga tidak boleh dibiarkan oleh negara manapun yang berdaulat.
Indonesia akan mengintensifkan kerja sama dengan berbagai negara untuk mengungkap modus operandi dan pemilik kapal FV Viking yang sebenarnya.
"Dukungan dan kerja sama dari Singapura dan Thailand yang sering disinggahi oleh FV Viking merupakan hal yang sangat penting untuk mengungkap pemilik FV Viking yang sebenarnya," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016