Medan, 16/3 (Antara) - Sejumlah warga di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, mengeluhkan buruknya infrastruktur jalan yang ada di daerah itu terutama di daerah pinggiran seperti di Kecamatan Namorambe, dan Percut Seituan, karena dinilai sangat mengganggu aktifitas berlalulintas.

Menurut Ilham, salah seorang warga Kecamatan Namorambe, Deliserdang, Rabu, seharusnya pemerintah daerah setempat lebih memperhatikan pembangunan infrastrtuktur jalan terutama di daerah sentra pertanian seperti halnya jalan di Kecamatan Namorambe.

Karena dengan rusaknya jalan akan sangat berpengaruh pada distribusi hasil pertanian dari daerah penghasil ke kota tempat pemasaran hasil pertanian tersebut.

Belum lagi akibat rusaknya jalan tersebut, juga berdampak pada cepat rusaknya kondisi kendaraan, terutama mobil pembawa hasil pertanian, sehingga tidak sedikit warga yang mengeluhkannya.

"Harusnya pemkab Deliserdang jeli melihat kondisi itu. Bagimana kita mau menjadi daerah yang berdaya saing kalau kondisi jalannya saja kupak-kapik," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Mursid, warga Deliserdang lainnya yang menyebutkan rusaknya jalan tersebut juga tidak terlepas dari banyaknya truk pembawa galian C yang lalu lalang dengan tonase yang cukup besar, padahal jalan aspal yang ada dirancang hanya untuk menahan beban yang berukuran sedang.

Harusnya pemerintah juga melarang truk pengangkut galian C untuk melintas di jalan-jalan desa maupun jalan penghubung antar kecamatan, karena memang sangat berpengaruh pada cepat rusaknya jalan-jalan tersebut.

"Kita boleh bangga karena pemerintah pusat sudha melakukan pembangunan yang berskala nasional di Deliserdang, seperti Bandara Kualanamu, dan pembangunan Tol Kualanamu-Tebingtinggi. Tapi pemerintah daerah juga seharusnya mengimbangi dengan pembangunan jalan antar desa maupun antar kecamatan," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Fai


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016