Tanjunggading, 29/12 (Antarasumut) - PS Tebing Tinggi benar-benar membuat langkah sensasional di Piala Inalum 2016. Berstatus debutan, tim asal Kota Lemang ini mampu melaju hingga partai ke final. Di semifinal, Tebing Tinggi menumbangkan Inalum FC dengan skor 1-0, di Lapangan Tanjunggading, Kabupaten Batubara, Selasa.
Pada laga itu kedua tim tampil dengan materi terbaiknya. Inalum kembali diperkuat bek PON Sumut, Irsyad Habib dan tentunya tetap mengandalkan Paulo Sitanggang, Yudi Ramanda dan Ricky Kurniadi serta Choirul Ritonga di bawah mistar. Sementara PS Tebing Tinggi juga tampil komplet tanpa pemain yang cedera.
Hasilnya kedua tim saling jual beli serangan sejak awal. Namun kedua tim masih kerap mengalami kebuntuan. Petaka untuk Inalum berawal pada menit ke-20. Mahdi diganjar kartu kuning. Hanya berselang 12 menit dia diganjar kartu kuning keduanya dan artinya Mahdi harus keluar lapangan karena kartu merah.
Bermain dengan 10 orang membuat Inalum harus bekerja keras mengimbangi Tebing Tinggi. Apalagi mereka bermain dengan kolektivitas yang tinggi mengandalkan sayap-sayap cepatnya Ridwan dan Dwi Azhari dengan Daniel sebagai target man.
Tebing Tinggi pun mengancam beberapa kali. Pada menit ke-36, peluang emas Tebing Tinggi tercipta saat Dwi lolos dan melewati Choirul Ritonga, kiper Inalum FC. Dwi yang sudah dalam posisi melebar memilih memberi umpan tarik kepada rekannya Afandi. Namun tendangannya melenceng tipis di atas mistar.
Tebing Tinggi akhirnya benar-benar unggul hanya berselang dua menit. Daniel melepaskan tendangan yang diblok Choirul. Bola muntah disambar Masdian dan gol untuk Tebing Tinggi.
Inalum coba merespon cepat lewat kans Yudi Ramanda di injury time babak pertama. Yudi mengecoh dua pemain tapi belum sempat melakukan tembakan, kiper Tebing, Yoki Ramadhan menyergap bola. Peluit babak pertama berakhir dengan tuan rumah tertinggal satu gol.
Di paruh kedua, pelatih Inalum, Edi Sitepu melakukan sejumlah perubahan. Dicky dan Hari diturunkan. Sebelumnya Simon lebih dulu masuk menjelang berakhirnya babak pertama. Paulo Sitanggang juga diplot ke depan mendampingi Rama.
Hasilnya Inalum tampil lebih agresif dengan garis pertahanan yang lebih maju ke depan. Mereka hanya meninggalkan Putra Ryan dan Dicky di belakang. Sementara Tebing lebih berkonsentrasi bertahan dan menunggu momen counter attack.
Peluang lewat tendangan bebas Paulo Sitanggang pada menit ke 54 masih tepat di pelukan kiper lawan. Tiga menit berselang giliran Ricky yang mengancam lewat tendangan keras dari luar kotak penalti, namun masih tipis di atas mistar. Semenit kemudian, umpan tendangan bebas di sisi kiri gawang Tebing gagal dimanfaatkan.
Serangan-serangan balik Tebing Tinggi juga kerap membahayakan. Pada menit ke-66, Choirul harus keluar dari sarangnya saat Masdian lolos dan terjadi pelanggaran. Kartu kuning untuk Choirul.
Menit ke-70, para pemain Inalum harus mengelus dada karena tendangan kaki kiri Rama di kotak penalti membentur mistar gawang. Semenit kemudian gantian Tebing Tinggi mengancam lewat serangan balik Daniel sendirian. Tapi sayang, tendangannya melambung.
Paulo Sitanggang juga berkali-kali menerobos hingga kotak penalti. Tapi gagal dituntaskan dengan tendangan. Kans lainnya lewat tendangan salto Rama juga masih melenceng. Peluang terakhir lewat tendangan bebas Ricky masih mampu ditepis kiper. Tak ada lagi gol tercipta dan Inalum pun terhenti di semifinal.
Kubu Tebing Tinggi pun bersorak kegirangan karena untuk kali pertama mereka langsung ke final. “Sebenarnya tadi anak-anak mainnya tidak lepas. Tidak seperti biasanya mungkin karena ini partai yang menegangkan. Tapi syukurlah kami berhasil lolos ke final. Ini sudah merupakan surprise bagi kami yang baru pertama tampil,†kata Jamal Makmur, pelatih Tebing Tinggi.
Sementara pelatih Inalum, Edi Sitepu mengatakan kartu merah terhadap Mahdi memang sempat meruntuhkan mental pemainnya. Timnya juga terlambat panas. “Ya memang salah satu pemicunya itu (kartu merah, Red) sehingga menjadi timpang. Di babak kedua memang Paulo kita plot sebagai striker karena ini semifinal, kalah 10-0 dan 1-0 sama saja jadi kita total menyerang,†kata Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Pada laga itu kedua tim tampil dengan materi terbaiknya. Inalum kembali diperkuat bek PON Sumut, Irsyad Habib dan tentunya tetap mengandalkan Paulo Sitanggang, Yudi Ramanda dan Ricky Kurniadi serta Choirul Ritonga di bawah mistar. Sementara PS Tebing Tinggi juga tampil komplet tanpa pemain yang cedera.
Hasilnya kedua tim saling jual beli serangan sejak awal. Namun kedua tim masih kerap mengalami kebuntuan. Petaka untuk Inalum berawal pada menit ke-20. Mahdi diganjar kartu kuning. Hanya berselang 12 menit dia diganjar kartu kuning keduanya dan artinya Mahdi harus keluar lapangan karena kartu merah.
Bermain dengan 10 orang membuat Inalum harus bekerja keras mengimbangi Tebing Tinggi. Apalagi mereka bermain dengan kolektivitas yang tinggi mengandalkan sayap-sayap cepatnya Ridwan dan Dwi Azhari dengan Daniel sebagai target man.
Tebing Tinggi pun mengancam beberapa kali. Pada menit ke-36, peluang emas Tebing Tinggi tercipta saat Dwi lolos dan melewati Choirul Ritonga, kiper Inalum FC. Dwi yang sudah dalam posisi melebar memilih memberi umpan tarik kepada rekannya Afandi. Namun tendangannya melenceng tipis di atas mistar.
Tebing Tinggi akhirnya benar-benar unggul hanya berselang dua menit. Daniel melepaskan tendangan yang diblok Choirul. Bola muntah disambar Masdian dan gol untuk Tebing Tinggi.
Inalum coba merespon cepat lewat kans Yudi Ramanda di injury time babak pertama. Yudi mengecoh dua pemain tapi belum sempat melakukan tembakan, kiper Tebing, Yoki Ramadhan menyergap bola. Peluit babak pertama berakhir dengan tuan rumah tertinggal satu gol.
Di paruh kedua, pelatih Inalum, Edi Sitepu melakukan sejumlah perubahan. Dicky dan Hari diturunkan. Sebelumnya Simon lebih dulu masuk menjelang berakhirnya babak pertama. Paulo Sitanggang juga diplot ke depan mendampingi Rama.
Hasilnya Inalum tampil lebih agresif dengan garis pertahanan yang lebih maju ke depan. Mereka hanya meninggalkan Putra Ryan dan Dicky di belakang. Sementara Tebing lebih berkonsentrasi bertahan dan menunggu momen counter attack.
Peluang lewat tendangan bebas Paulo Sitanggang pada menit ke 54 masih tepat di pelukan kiper lawan. Tiga menit berselang giliran Ricky yang mengancam lewat tendangan keras dari luar kotak penalti, namun masih tipis di atas mistar. Semenit kemudian, umpan tendangan bebas di sisi kiri gawang Tebing gagal dimanfaatkan.
Serangan-serangan balik Tebing Tinggi juga kerap membahayakan. Pada menit ke-66, Choirul harus keluar dari sarangnya saat Masdian lolos dan terjadi pelanggaran. Kartu kuning untuk Choirul.
Menit ke-70, para pemain Inalum harus mengelus dada karena tendangan kaki kiri Rama di kotak penalti membentur mistar gawang. Semenit kemudian gantian Tebing Tinggi mengancam lewat serangan balik Daniel sendirian. Tapi sayang, tendangannya melambung.
Paulo Sitanggang juga berkali-kali menerobos hingga kotak penalti. Tapi gagal dituntaskan dengan tendangan. Kans lainnya lewat tendangan salto Rama juga masih melenceng. Peluang terakhir lewat tendangan bebas Ricky masih mampu ditepis kiper. Tak ada lagi gol tercipta dan Inalum pun terhenti di semifinal.
Kubu Tebing Tinggi pun bersorak kegirangan karena untuk kali pertama mereka langsung ke final. “Sebenarnya tadi anak-anak mainnya tidak lepas. Tidak seperti biasanya mungkin karena ini partai yang menegangkan. Tapi syukurlah kami berhasil lolos ke final. Ini sudah merupakan surprise bagi kami yang baru pertama tampil,†kata Jamal Makmur, pelatih Tebing Tinggi.
Sementara pelatih Inalum, Edi Sitepu mengatakan kartu merah terhadap Mahdi memang sempat meruntuhkan mental pemainnya. Timnya juga terlambat panas. “Ya memang salah satu pemicunya itu (kartu merah, Red) sehingga menjadi timpang. Di babak kedua memang Paulo kita plot sebagai striker karena ini semifinal, kalah 10-0 dan 1-0 sama saja jadi kita total menyerang,†kata Edi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015