Pematangsiantar, Sumut, 2/12 (Antara) - Warga korban banjir di dua kelurahan Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar, Sumatera utara, menyesalkan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) setempat yang belum memberikan bantuan sampai Rabu siang.


Ketua Rukun Warga (RW) Jalan Serdang, Kelurahan Banjar, Salamun menyebutkan, sebanyak 16 unit rumah di Jalan Langkat rusak dihantam banjir yang membawa material tembok pemakaman etnis Tionghoa di Jalan Ade Irma Suryani.


Seorang warga atas nama Marsiem (90 tahun) tewas terbawa arus sampai sejauh kira-kira 30-an meter, dan sembilan lainnya di rawat ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.


Di Jalan Bola Kaki ujung, satu unit rumah bagian samping dekat sungai serta beberapa kedai di Jalan Singosari bawah rubuh tertimpa longsoran tanah perbukitan.


Dia berharap perhatian Pemko Pematangsiantar maupun dari pihak pengelola pemakaman etnis Tionghoa Jalan Ade Irma untuk membantu korban banjir, terutama pengadaan dapur umum.


Menurutnya pembangunan tembok pemakaman,sebelumnya sudah diprotes warga,karena dikhawatirkan membahayakan bagi warga yang tinggal di sekitar pemakaman, khususnya saat hujan deras turun.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkot Pematangsiantar, Daniel Siregar mengatakan, pihaknya sedang melakukan pendataan bencana longsor dan banjir di sejumlah lokasi.


"Bukan tidak diperhatikan, penanggulangan atau pemberian bantuan bagi para korban tidak bisa dilakukan sekaligus secara bersamaan," kata Daniel.


Di Kelurahan Simarito, warga Jalan Rajawali, Julianarti (55 tahun) tewas tertimpa bangunan material rumah dan lumpur setelah banjir mengakibatkan longsor perbukitan belakang rumah. ***4***


(T.KR-WRS/B/S015/S015) 02-12-2015 15:46:25

Pewarta: Waristo

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015