Pekanbaru, 13/9 (Antara) - Otoritas Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, menyatakan terdapat 19 penerbangan yang mengalami pembatalan akibat kabut asap pekat yang menyelimuti Bandara tersebut, Minggu.
"Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya dan Fire Fly telah memberitahukan pembatalan penerbangan untuk hari ini," kata Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru Hasnan kepada Antara di Pekanbaru.
Ia menjelaskan keempat maskapai yang telah membatalkan penerbangan sejak Sabtu lalu (12/9) tersebut merupakan maskapai yang melayani penerbangan domestik dan internasional seperti Jakarta, Medan dan Kuala Lumpur. Sementara itu, puluhan penerbangan lainnya masih berstatus "delay" tanpa kepastian kapan untuk memberangkatkan penumpang.
Menurut Hasnan, pada Minggu ini seharusnya terdapat 68 penerbangan yang datang dan pergi dari SSK II Pekanbaru. Akan tetapi akibat cuaca yang buruk, sejak pagi hingga pukul 12.00 WIB belum ada aktivitas penerbangan.
Ia menjelaskan jarak pandang di Bandara SSK II naik turun antara 300 hingga 500 meter. Namun, menjelang pukul 10.00 WIB jarak pandang jauh lebih membaik menjadi sekitar 1.000 meter.
Dari informasi yang dihimpun Antara di pusat informasi Bandara SSK II, terdapat dua maskapai yang menginformasikan akan melakukan pendaratan dengan jarak pandang 1.000 meter yakni Air Asia dari Kuala Lumpur dan Citilink dari Batam.
Sementara itu, jumlah penumpang yang datang ke Bandara SSK II menjelang siang terus bertambah seiring membaiknya aktivitas penerbangan di Bandara tersebut.
Bandara SSK II Pekanbaru sejak 2 September 2015 lalu terus mengalami gangguan penerbangan akibat kabut asap. Setiap harinya puluhan penerbangan mengalami gangguan baik itu pembatalan maupun keterlambatan.
Bahkan salah satu maskapai nasional, Citilink terpaksa membatalkan seluruh jadwal penerbangan selama beberapa hari mengingat jarak pandang yang terus memburuk.
Akibat jarak pandang pilot yang terbatas, sejumlah calon penumpang menjadi terkendala. Bahkan sejumlah dari calon penumpang lebih memilih melakukan "refund" dan menggunakan jalur darat untuk mencapai tujuan mereka.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015