Medan, 10/8 (Antara) - Ekspor crude palm oil atau minyak sawit mentah dan karet Sumatera Utara (Sumut) ke Republik Rakyat Tiongkok pada semester I 2015 menurun akibat melemahnya permintaan dari negara tersebut. "Krisis global yang membuat perekonomian sejumah negara termasuk RRT (Republik Rakyat Tiongkok) melemah membuat permintaan berbagai barang khususnya CPO dan karet menurun tajam," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Senin. Ekspor CPO yang termasuk dalam kelompok lemak, minyak hewan dan nabati Sumut ke RRT pada semester I turun hingga 56,95 persen. Dari senilai 329,683 juta dolar AS di semester I 2014 menjadi tinggal 141,933 juta dolar AS pada semester I tahun 2015. Sementara nilai ekspor karet juga turun 46,39 persen dari 75,766 juta dolar AS menjadi 40,615 juta dolar AS di semester I 2015. "Menurunnya permintaan dari RRT sangat mempengaruhi penerimaan devisa dari CPO dan karet Sumut karena RRT merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor kedua komoditas itu," katanya. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang, mengakui turunnya terus harga jual CPO di pasar internasional sebagai dampak krisis global. Krisis global membuat permintaan melemah termasuk dari RRT yang perekonomiannya terganggu dampak krisis tersebut. Setia Dharma Sebayang mengakui, RRT adalah salah satu pembeli utama CPO Sumut bahkan Indonesia setelah India. "Syukur pembelian dari India masih naik sehinga penurunan volume dan nilai devisa minyak nabati Sumut masih bisa ditahan di kisaran 18,19 persen atau dari 1,969 miliar dolar AS pada semester I 2014 menjadi 1,597 miliar dolar AS pada semester I 2015," kata Sebayang. ***3*** (T.E016/B/E. Sujatmiko/E. Sujatmiko)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015