Padangsidimpuan, 21/5 (Antarasumut) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), menggelar workshop Pengenalan Jurnalistik terhadap intansi pemerintah, vertikal, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Swasta se-Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), di Aula Hotel Mega Permata Kota Padangsidimpuan, Kamis (21/5). Dalam sambutannya Ketua PWI Tabagsel Hairul Iman Hasibuan, S.Ag mengatakan, kegiatan workshop pengenalan jurnalistik ini merupakan kali keempat digelar setelah sebelumnya menghadirkan para kepala sekolah sebagai peserta. “Kondisi pers saat ini gelap karena dunia jurnalistik dianggap miring, ini akibat ulah segelintir oknum mengaku pers tapi tidak melakukan karya jurnalis,” katanya. “Workshop ini sudah keempat kali kita gelar, ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada elemen masyarakat, pemerintah siapa dan apa sesungguhnya jurnalistik itu, ” katanya. Dikatakan, saat ini, kalangan masyarakat maupun pemerintah sering menganggap jurnalis sebagai profesi yang mengganggu karena segelintir orang yang mengaku-ngaku wartawan, namun tidak menjalankan tugas jurnalis. Atas dasar itu lah, pengurus PWI Tabagsel bersepakat untuk mengindahkan program pelatihan dan memfokuskan pada pengenalan jurnalistik kepada berbagai kalangan pemerintahan maupun swasta. Ketua PWI Sumut, Muhammad Syahrir dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan workshop ini merupakan hal yang baik dalam mensosialisasikan kondisi pers yang sehat dan beretika. “Ketika Era Orde baru PWI satu-satunya lembaga pers diakui pemerintah, sekarang dengan lahir UU No 40 Tahun 1999 membuka peluang kepada lembaga lain untuk berkiprah, tapi PWI terus melakukan pembenahan dan peningkatan kwalitas melalui Uji Kompetensi Wartawan, tidak seperti organisasi lain yang tidak punya pendidikan pun dijadikan sebagai pers, lagak gayanya macam kejaksaan, polisi, tentara namun kerjanya hanya memeras,” kata Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir. Lebih lanjut Syahrir mengatakan, dengan pengenalan jurnalistik ini para instansi pemerintah maupun swasta diharapkan mampu memberikan penilaian mana pers yang layak dan tidak layak. “Pada 2016 nanti, nara sumber bisa menolak wartawan tidak UKW yang ingin meminta keterangan (wawancara),”katanya. Wakil Ketua DPRD Tapsel, Sogot Simatupang dalam sambutannya, memberikan apresiasi kepada PWI Tabagsel yang aktif digarda terdepan dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat, dan pemerintah khususnya isu-isu kewartawanan. “Apresiasi kami ucapkan kepada PWI Tabagsel sebagai organisasi yang konsen dalam berbagai isu jurnalis sehat dan bermartabat,” katanya. Bupati Tapsel Syahrul M. Pasaribu dalam sambutannya mengharapkan, kegiatan ini dapat melahirkan jurnalis yang propesional dan mampu menjembatani dan menyuarakan pembangunan. “Pemerintah tidak pernah alergi dengan warawan kendatipun menyuarakan kritikan,” ujarnya melalui Kadisnaker Transos Drs Parulian Nasution, MM. Sebelumnya, Ketua Panitia Laidin Pohan mengucapkan terimakasih kepada peserta yang hadir baik dari unsur muspida plus dan pimpinan perusahaan di Kabupaten Tapsel. “Peserta yang hadir dalam workshop ini berjumlah 80 orang dari 100 undangan,” katanya.

Pewarta: Khairul Arief

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015